Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

▪tidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnya▪

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber 2] Kabarkan Kematian

2 Desember 2015   12:21 Diperbarui: 2 Desember 2015   12:21 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia terdiam.

“Dimana pandaku?”

Diperhatikannya sekeliling. Kepalanya berputar. Ia merangkak. Mendekat. Aku terkunci pada sudut ruangan ini. Mendadak bisu. Lidahku kelu. Keringat dingin bercucuran. Sepertinya aku akan mati.

Ia dapati boneka panda yang terletak di ujung kakiku. Aku menahan napas. Wajahnya kini berada tepat di depanku. Dekat sekali, hingga helaian rambutnya menyentuh hidungku. Dengan perlahan ia angkat wajahnya. Tidak mungkin!

“Hai, diriku!”

***

Meja kayu, kursi besi, setumpuk buku, secangkir kopi, sebuah laptop, sebatang rokok, dan manusia kering yang terbaring pada lantai putih berselimut debu-debu. Di sampingnya jendela terbuka dengan beberapa pot bunga. Bunga-bunga setengah hidup. Daun-daun melayu. Kuncup-kuncup gagal bermekaran.

“Apa yang terjadi dengan Sukma?”

Manusia tambun yang terduduk di sofa tua bersuara. Dikenakannya kemeja dengan kancing sebatas dada. Tangan kanannya di atas kepala. Jemarinya sibuk mencari kutu-kutu yang bersembunyi dibalik rambut kribonya.

“Sukma akan menemui takdirnya.”

Manusia kering berikan jawab. Tatapannya terarah pada langit-langit kamarnya. Langit-langit yang sungguh kasihan. Penuh lobang. Tak jarang tikus-tikus sialan mengencinginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun