Cinta tak jarang berakhir dengan kesedihan, karena bumbu kehidupan ada dua. Kesedihan dan kebahagiaan sangatlah dekat dan bahkan tak mungkin terpisahkan. Kata ini sering kali mewarnai kehidupan anak manusia dan hal ini manusiawi. Singkat kata selagi bernyawa tidak akan lepas dari dua hal tersebut, kesedihan dan kebahagiaan. Terlebih kehidupan percintaan. Tak jarang menggalau karena cinta.
Awal pertemuan yang tanpa sengaja. Bermula dari obrolan singkat sepulang kampus. Akudan dirinya. Disaat perjalan pulang dia mendekatiku, dia berusaha menghampiriku dan akhirnya kami jalan bareng. Disela perjalan terbuka obrolan singkat.
“hai” panggilnya kepadaku mengawali obrolan
Aku hanya tersenyum, sambil mengotak-atik hp ku.
Aku sedikit cuek dan terlalu sibuk dengan hp ku sehingga tak memperdulikannya.
Hmm, di hp itu ada nomor kan?” Katanya lagi.
Aku tersenyum lagi, seraya menjawab “ ya iyalah, kalau tak ada kartu mana mau hidup nih hp” jawab ku sedikit mengernyitkan alis. Nih anak begok atau nyari perhatian ya?
“hehe, boleh minta nomor nya nggak? “
“huaaa… Dalam hati aku menggumam, ada maunya nih anak. Dalam hati aku terbahak. “dasar ya cowok “
Tanpa piker panjang aku langsung mengeja nomor hp ku.
Kami akhirnya bercanda ria, sepulang dari kampus dia langsung mengirimku pesan.
Namun aku tidak memperdulikannya. Sms nya ku biarkan begitu saja, seperti angin lalu. Anjing menggonggong kapilah tetap berlalu.
Aku tak pernah berpikirpada akhirnya ada terukir kisah cinta diantara kami. Arin namaku mahasiswa yang cukup pemalu dan pendiam namun memiliki selera humor yang tinggi.
Begitulah awal mula, singkat nya pertemuan dua sejoli yang baru menjajaki di bangku perkuliahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H