Mohon tunggu...
Maria Florencia Deslivia
Maria Florencia Deslivia Mohon Tunggu... -

A doctor who loves to ask, to observe, to digest, to process, and to express the voices in her head.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

“What The Dog Saw”: Totalitas Seorang Penulis

27 September 2011   07:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:34 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan membaca buku ini jika Anda enggan "dihantui" olehnya untuk jangka waktu tertentu. Malcolm Gladwell memang terlanjur tersohor dalam hal menyulap pernik remeh dalam kehidupan menjadi santapan lezat bagi sisi pemikir dalam

diri Anda.

Berbeda dengan tiga karya sebelumnya yang telah merajai penjualan buku nonfiksi, "What the Dog Saw" merupakan kumpulan berbagai artikel lepas favorit Gladwell yang pernah dimuat di majalah The New Yorker. Pengarang mengelompokkan kisah-kisahnya ke dalam tiga kategori, yaitu: kisah para "jenius kecil", kacamata baru untuk melihat teori-teori usang, dan penjelajahan eksternal terhadap suatu persona. Benang merahnya adalah apa yang disebut pengarang sebagai penyelaman total ke dalam alam pikir tokoh utama--tidak perlu selalu berwujud manusia-dari tiap kisah. Saking totalnya, pengarang berani mengadu nyawa demi merasakan sensasi berada dalam pesawat yang "terjun bebas".

Walaupun dalam kata pengantarnya Gladwell mengakui bahwa tulisan-tulisannya didasari rasa ingin tahu terhadap interior alam pikir orang lain, ia tidak menjadi terperangkap dalam subyektivitas. Setiap kisah dipersenjatai penelitian-penelitian yang berkaitan dengan ranah keilmuan bersangkutan. Salah satu contoh yang menarik adalah riwayat seorang John Rock. Nama tersebut mungkin kurang akrab di telinga Anda, namun temuannya adalah salah satu fenomena paling kontroversial di abad ini. John Rock merupakan seorang penganut Kristen taat sekaligus dokter penemu pil pengontrol kehamilan (di Indonesia lebih umum dikenal sebagai pil KB). Disebut kontroversial karena Gereja tidak pernah mendukung campur tangan manusia dalam bentuk apapun perihal reproduksi.

Selama perjalanan karirnya-yang diakhiri dengan pengusiran dari klinik serta rekening bank kosong melompong-John Rock harus menghadapi hujatan tak berkesudahan, bukan hanya dari kalangan Gereja, namun juga sesama praktisi medis: "Pil mencegah konsepsi dengan cara menekan ovulasi dan oleh karenanya menghilangkan masa subur. Tak ada permainan kata apapun yang mampu membuat abstinensi hubungan seksual dan penekanan ovulasi menjadi sama." Seandainya saja saat itu John Rock paham bahwa pil KB dapat pula berperan sebagai pencegah kanker, mungkin bukan hujatan yang mengiringi masa tuanya, melainkan puja-puji. Yang menarik adalah, Gladwell bersusah payah mengorek fakta-fakta medis yang kering dan datar dari berbagai jurnal kedokteran untuk menghasilkan tulisan yang benar-benar akurat. Setelah itu pun ia mampu meramunya sehingga hasil akhir yang terhidang di hadapan pembaca adalah sebuah kisah yang kaya rasa.

Berayahkan seorang ahli matematika dan ibu seorang psikoterapis, Gladwell gemar berkutat dalam teka-teki perilaku maupun buah pikir manusia. Sebagai contoh, ia berupaya menjelaskan perbedaan dari tersedak dan panik. "Tersedak adalah mengenai berpikir terlalu banyak. Panik adalah berpikir terlalu sedikit." Rasa panik pula yang menurut Gladwell menjadi biang keladi kecelakaan pesawat John F. Kennedy Jr. Kesalahan Kennedy adalah penyerahan kendali kepada insting sehingga menimbulkan ketidakawasan akan kondisi pesawat yang berspiral tepat menuju bumi. Dan, tak ada cara yang lebih tepat untuk menyelami alam pikir Kennedy saat itu selain mensimulasikan kondisi tersebut. Maka, Gladwell pun tidak segan menyewa pesawat serupa milik Kennedy serta seorang pilot yang diinstruksikan untuk membawa pesawatnya pada ketinggian tertentu dan "menjatuhkannya". Inilah totalitas seorang penulis!

Membalik halaman demi halaman, Anda akan menemukan lebih banyak lagi hal kecil dalam segala bidang kehidupan yang menyembunyikan segepok cerita. Tak pelak bahwa pada akhirnya buku ini berpotensi membayangi Anda dalam setiap kejadian sehari-hari yang sekilas terlihat sederhana. Entah saat sedang menjalani wawancara pekerjaan, atau mungkin pada saat Anda menuangkan saos tomat ke makan siang Anda.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun