Mohon tunggu...
Desliana
Desliana Mohon Tunggu... Guru - Saya Desliana merupakan mahasiswa universitas muhammadiyah bengkulu,saya alumni smkn 3 kaur dimana saya aktif dalam dunia seni sambil menjabat sebagai tim tutor pusat bahasa. Aktivitas sehari-hari saya meliputi menghadiri kuliah, mebuat konten,bekerja di bidang bisnis serta menyelesaikan tugas akademik, dan juga terlibat dalam berbagai kegiatan konten kreator yang memotivasi dan menginspirasi saya,Selain itu, saya sering berpartisipasi dalam diskusi seni yang memperluas wawasan dan pengalaman saya. Sebagai tim tutor, saya juga mengalokasikan waktu untuk mendukung teman-teman dalam proses belajar bahasa, yang merupakan bagian yang Mengelola keseimbangan antara akademik dan konten kreator adalah prioritas yang harus saya capai dan kembangkan

Hobi menulis dan membuat konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Budaya Indonesian dengan Negara Asing

25 Juli 2024   18:15 Diperbarui: 25 Juli 2024   18:18 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1.kuliner

Kuliner Indonesia yang beragam dan kaya rasa, seperti rendang, sate, nasi goreng, dan gado-gado, mencerminkan kekayaan rempah-rempah dan pengaruh berbagai budaya yang ada di Indonesia. Ini berbeda dengan negara-negara lain yang mungkin memiliki satu atau dua makanan khas yang mendominasi. Misalnya, makanan Jepang dikenal dengan sushi dan ramen, sementara makanan Italia terkenal dengan pizza dan pasta.

2.Sistem Pendidikan dan Bahasa
Sistem pendidikan di Indonesia juga mencerminkan keragaman budayanya, dengan berbagai bahasa daerah diajarkan di sekolah-sekolah selain bahasa Indonesia. Di negara-negara seperti Amerika Serikat atau Australia, pendidikan lebih terpusat pada bahasa nasional dan bahasa internasional seperti Inggris, dengan sedikit penekanan pada bahasa daerah.

3.Perayaan Hari Raya
 Di Amerika, keluarga sering kali merayakan hari raya bersama. Contohnya, perayaan Thanksgiving (Hari Pengucapan Syukur) di mana keluarga berkumpul untuk makan malam bersama dan berbagi rasa syukur. Selain itu, perayaan Natal dan Paskah juga menjadi momen penting di mana keluarga berkumpul untuk merayakan dan saling memberikan hadiah.

4. Nilai dan Struktur Keluarga
Keluarga memainkan peran sentral dalam budaya Indonesia. Struktur keluarga sering kali diperluas, dengan beberapa generasi tinggal di bawah satu atap atau berdekatan. Hal ini menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling mendukung yang kuat. Rasa hormat terhadap orang tua dan orang yang lebih tua sangat dirasakan, dan keputusan sering kali diambil secara kolektif, dengan mempertimbangkan kesejahteraan seluruh keluarga.


Sebaliknya, banyak budaya Barat, khususnya di Amerika Serikat dan Eropa, menekankan struktur keluarga inti, yang mana individualisme dan kemandirian didorong sejak usia muda. Orang dewasa muda sering kali diharapkan untuk pindah dan membangun rumah tangga sendiri setelah mereka mencapai usia tertentu, sehingga mendorong kemandirian dan pertumbuhan pribadi.

3. Agama dan Spiritualitas
Indonesia adalah negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, dan Islam secara signifikan mempengaruhi praktik budaya, hari libur, dan kehidupan sehari-hari. Praktik keagamaan, seperti salat sehari-hari, puasa di bulan Ramadhan, dan perayaan hari besar Islam, merupakan bagian integral dari budaya Indonesia. Selain itu, konsep "gotong royong" atau kerja sama komunal sering dikaitkan dengan kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan.

Sebaliknya, negara-negara Barat mempunyai keyakinan dan praktik keagamaan yang beragam. Meskipun agama Kristen merupakan agama yang dominan di banyak negara Barat, sekularisme dan pluralisme agama juga merupakan hal yang umum. Pemisahan antara agama dan negara semakin jelas, dan praktik keagamaan cenderung menjadi lebih privat. Misalnya, di Eropa, khususnya di negara-negara seperti Perancis, sekularisme merupakan nilai yang kuat, sehingga menyebabkan berkurangnya ekspresi keyakinan agama di depan umum.

4. Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi orang Indonesia seringkali tidak langsung dan peka terhadap konteks. Komunikasi konteks tinggi berarti sebagian besar informasi disampaikan melalui isyarat nonverbal, bahasa tubuh, dan konteks sosial, bukan kata-kata langsung. Kesopanan, kerendahan hati, dan menghindari konfrontasi adalah aspek kunci komunikasi Indonesia. Diam juga bisa menjadi bentuk rasa hormat dan kontemplasi.

Sebaliknya, banyak budaya Barat, khususnya Amerika Serikat, menerapkan gaya komunikasi konteks rendah. Komunikasi cenderung eksplisit, jelas, dan langsung. Masyarakat didorong untuk menyampaikan pendapatnya secara terbuka dan tegas. Perbedaan gaya komunikasi ini terkadang dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam interaksi lintas budaya.

Kesimpulan:
Perbedaan budaya antara Indonesia dan negara-negara lainnya mencerminkan kekayaan dan keragaman yang unik. Setiap negara memiliki identitas budayanya sendiri yang dipengaruhi oleh sejarah, geografi, dan interaksi sosial yang khas. Memahami dan menghargai perbedaan ini bukan hanya memperkaya wawasan kita, tetapi juga memperkuat hubungan antarbangsa dalam dunia yang semakin terhubung. Budaya Indonesia yang beragam merupakan salah satu aset terbesar bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun