Lantas atas semua itu, apakah aku bahagia?
Tidak juga ku temukan jawabannya.
Hingga akhirnya aku sadar, bukan masalah keadaan baik atau buruk yang membuatku bahagia. Hanya saja, sepertinya aku tidak berdamai dengan hatiku. Aku lupa kapan terakhir saat teduhku benar - benar berkualitas. Aku fokus dengan hal - hal menyedihkan yang terjadi belakangan ini.
Aku marah pada Tuhan dengan apa yang terjadi saat ini, aku "menghindar" Â dariNya dan mengganggap harapan itu raib.
Aku fokus pada rasa sakit yang menggerogoti fisikku, fokus pada kejamnya orang - orang di sekitarku, fokus pada peliknya perjalann hidup yang ku jalani saat ini. Tembok " bahagia" yang ku ciptakan terlalu rapuh, sampai - sampai aku lupa ada banyak hal yang harusnya ku syukuri dalam hidupku.
Ku ingat kembali ucapan mamak yang sering di tuahkannya," hanya pada Tuhan tempat mengadu paling baik agar hatimu tenang. Nggak ada orang yang benar - benar mengerti keadaanmu, kecuali Tuhan".
Ya, orang hanya menilai dan berucap sesuka hatinya tanpa tau kebenarannya. Rasa sakit, rasa kecewa, penderitaan, hanya diri sendiri yang mengerti dan memahaminya.
Lantas, apakah aku bahagia?
Ya, aku bahagia. Hanya saja aku sedang lupa bagaimana caranya.
2023, semoga tahun ini segera berlalu.
Ruang guru, dan hati yang patah semangat ~