Banyak masyrakat yang tetap menjadi barisan laskar pendukung RYB, yang dengan hati masih tetap memberi dukungan. Kecintaan mereka dibuktikan dengan penyalaan lilin di kawasan perkantoran Sindeka - Pakpak Bharat sembari mengirimkan doa agar pemimpin mereka tetap kuat. Beberapa hari berikutnya digelar kembali penyalaan lilin di tugu Pemekaran Kab. Pakpak Bharat.
Namun yang perlu diingat, setiap kepala daerah laksana anak-anak yang memiliki orangtua yaitu hukum. Tidak ada tebang pilih ketika anak-anaknya melakukan kesalahan. Jika salah, harus dihukum. RYB harus bersekolah terlebih dahulu agar dan belajar lebih lagi untuk mengendalikan diri terhadap uang rakyat. Jika banyak masyarakat yang mencintainya, itu bagus. Jika banyak yang menghujatnya, itu wajar.
Nasi sudah menjadi bubur. Yang perlu dilakukan masyarakat adalah tetap melakukan yang terbaik, bekerja sesuai porsinya, dan berhenti menjadi penghujat yang tidak bisa apa-apa. Jika kita menghadapi realita bahwa banyak pemimpin kita yang tidak bisa apa-apa, mari kita menjadi masyarakat yang lebih bisa apa-apa.Â
Boleh melontarkan kritik atau rasa keberatan terhadap pemerintah,tapi dengan cara yang akademis. Udah penganguran, malas berusaha, tidak punya prestasi, tapi menjadi laskar paling depan menghujat pemerintah. Pemerintah yang baik itu, menyediakan makanan, kebutuhan sehari-sehari, uang, pendidikan,pakaian, trus masyarakatnya duduk diam tanpa melakukan apa-apa?
Terlepas apa yang telah terjadi, mari mengambil hikmahnya. Kebijakan-kebijakan yang sudah baik, semoga bisa diteruskan oleh pemimpin saat ini. Keburukan yang terjadi, agar ditinggalkan dan menjadi efek jera untuk tidak dilakukan oleh pemimpin lainnya.
Yuk jadi masyarakat yang cerdas berpikir dan tetap melakukan yang terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H