Belajar dari Dekat: Pengalaman Mahasiswa Magang di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Malang

Magang merupakan salah satu pengalaman yang sangat berharga bagi mahasiswa, terutama dalam mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja. Sebagai masa transisi antara dunia akademik dan profesional, magang akan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah ke dalam situasi nyata di tempat kerja. Guna menambah skill dan pengalaman, Universitas Negeri Malang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengikuti magang melalui Magang Mandiri MBKM, Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjalankan kegiatan magang secara mandiri. Program ini dilakukan selama 5 bulan atau sekitar 20 minggu yang nantinya akan dikonversikan menjadi 20 SKS.

Kali ini penulis mendapatkan kesempatan magang di  Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Malang atau yang sering disingkat dengan DP3A. Lokasinya berada di Jalan Nusa Barong No.13 Kasin Kecamatan Klojen Kota Malang, Jawa Timur 65177. Sebagai lembaga dinas, DP3A memiliki beberapa bidang di dalamnya, Pertama Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Kualitas Keluarga (P2K2) bidang ini bertugas sebagai sektor keluarga berencana seperti perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaannya, menyiapkan kegiatan sosialisasi terkait perempuan serta bertugas dalam peningkatan kualitas dan ketahanan keluarga. Kedua, bidang Pemenuhan Hak Anak (PHA) yang bertugas dalam mengkoordinasikan program dan kegiatan di bidang pemenuhan hak anak serta memperkuat lembaga penyedia layanan untuk pemenuhan hak anak. Ketiga, Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) yang bertugas dalam merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan program dan kegiatan di bidang perlindungan perempuan dan anak. Keempat, Unit Pelaksana Teknis yang bertugas dalam pelaksanaan kegiatan teknis operasional yang menunjang tugas DP3A. UPT berfungsi untuk memberikan pendampingan baik secara psikologis maupun hukum kepada korban kekerasan perempuan dan anak. UPT merupakan unit yang secara langsung terlibat dalam proses upaya perlindungan perempuan dan anak pasca kekerasan.

Workshop Revitalisasi PUG dan Bimtek PPRG bersama Bidang P2K2 (Sumber: Dokumentasi Penulis) 

Magang di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Malang merupakan pengalaman berharga bagi penulis. Pasalnya pengalaman ini memperkaya wawasan sekaligus menumbuhkan empati penulis terhadap isu-isu sosial yang dihadapi oleh perempuan dan anak-anak. Sebagai mahasiswa yang ingin terjun ke dunia kerja, magang ini tidak hanya menjadi ajang penerapan teori yang dipelajari di kelas, tetapi juga memberikan pengalaman langsung dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Selama magang, penulis terlibat dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Salah satu tugas utamanya adalah membantu mengelola data kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang diterima oleh UPT. Penulis mempelajari bagaimana proses pendataan dilakukan dengan teliti, mulai dari pencatatan, analisis, hingga pelaporan. Proses ini mengajarkan pentingnya akurasi dan kerahasiaan dalam menangani informasi sensitif. Selain itu, penulis juga turut andil dalam kegiatan sosialisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pemberdayaan perempuan serta perlindungan hak hak perempuan dan anak. 

Rapat UPT PPA dalam rangka Kasus Segera Visit 2024 (Sumber : Dokumentasi Penulis)

Salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi penulis adalah saat mengikuti kegiatan assesment bagi korban kekerasan yang difasilitasi oleh Unit Pelaksana Teknis DP3A kabupaten Malang. Walaupun hanya menjadi pengamat, momen ini membuka mata penulis tentang betapa besar dampak psikologis dari kekerasan terhadap korban. Pengalaman ini menumbuhkan rasa empati dan motivasi untuk turut berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan suportif bagi perempuan dan anak-anak.

Magang di DP3A Kabupaten Malang bukan hanya memberikan pengalaman profesional, tetapi juga membentuk karakter penulis untuk lebih peka terhadap isu-isu sosial, lebih terorganisir dalam bekerja, dan lebih percaya diri dalam berkomunikasi. Pengalaman ini memotivasi penulis untuk terus berkontribusi dalam upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, baik melalui karier di masa depan maupun melalui aksi-aksi kecil yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.