Kehidupan masa kini sudah sangat pasti tidak bisa lepas dari istilah "ekonomi". Apa yang ada di pikiran kalian ketika mendengar istilah ekonomi? Biasanya jawaban yang terlontarkan adalah "kegiatan jual beli". Namun sebenarnya apa itu ekonomi kalau dilihat dari konsep dasarnya?
Sebelum lanjut ke definisi ekonomi secara umum, perlu kita perhatikan definisi ekonomi menurut para ahli (Mustari, 2018):
1. Mubyarto: Ilmu ekonomi adalah ilmu sosial atau ilmu kemasyarakatan yang harus diabadikan untuk kepentingan kemajuan kemanusiaan.
2. Paul Samuelson: Ilmu ekonomi ialah studi tentang cara masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang, dalam mengggunakan sumber daya produksi yang terbatas, tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk keperluan konsumsi saat ini atau dimasa mendatang, kepada berbagai orang atau kelompik dalam masyarakat.
3. Albert L. Meyers: ilmu ekonomi adalah ilmu yang memepersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia, dimana kata kunci dari definisi ini adalah merupakan kebutuhan atau suatu keperluan manusia terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang sifat dan jenisnya sangat bermacam-macam dalam jumlah yang tidak terbatas.
4. J.L. Meij: ilmu ekonomi adalah ilmu tentang usaha manusia kearah kemakmuran, di mana manusia sebagai mahluk ekonomi (Homo Economicus) pada hakekatnya mengarah kepada kemakmuran pencapain kemakmuran.
Dari definisi diatas, penulis mengacu pada pendapat Paul dan Albert yang mengatakan bahwa ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana cara membuat pilihan serta mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia.
Ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana cara membuat pilihan serta mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia.
Mengapa ilmu ekonomi ini muncul? Ilmu ekonomi ini muncul karena adanya masalah ekonomi yang sering dialami oleh masyarakat yaitu kelangkaan. Kelangkaan merupakan kondisi yang muncul ketika jumlah barang/jasa yang tersedia terbatas akan tetapi kebutuhan manusia akan barang/jasa tersebut semakin meningkat.
Contoh yang paling nyata adalah kasus kelangkaan pada Februari 2024 lalu. Pengalaman serupa juga pernah penulis alami ketika membeli gas elpiji. Barang tersebut mengalami kelangkaan, bahkan penulis sudah mencari kemana-mana dari setiap warung yang ada. Namun, ketika mendapatkan gas elpiji tersebut ternyata harganya melonjak tinggi yang awalnya Rp 25.000,00 menjadi Rp 30.000,00.
Kenaikan barang ini wajar saja terjadi ketika ada kelangkaan. Penulis melihat dari sudut pandang penjual, dimana mereka yang mempunyai barang terbatas (kondisi kelangkaan) mereka memiliki opportunities untuk mendapatkan keuntungan dengan menaikkan harga. Ketika barang/jasa tersebut sudah tidak terjadi kelangkaan maka harga pasar pun akan kembali dengan normal. Kenaikan harga hanya terjadi ketika kondisi barang/jasa mengalami kelangkaan saja.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!