Mohon tunggu...
Desi Sommaliagustina
Desi Sommaliagustina Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Hukum Universitas Dharma Andalas, Padang

Sebelum memperbaiki orang lain lebih baik memperbaiki diri kita dahulu |ORCID:0000-0002-2929-9320|ResearcherID: GQA-6551-2022|Garuda ID:869947|

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sudahkah Kita Memanusiakan Manusia?

15 Mei 2023   18:00 Diperbarui: 15 Mei 2023   18:11 1835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memanusiakan manusia

Quote diatas kerap kali terdengar ditelinga kita. Namun apa sebenarnya makna dari hal tersebut? Maknanya  adalah suatu bentuk sikap yang harus dipelihara dalam diri dan diwujudkan dalam kehidupan bersosial setiap individu. Memanusiakan manusia merupakan bagian dari humanisme.


Humanisme berasal dari kata Latin "humanus" yang mengandung arti sifat manusiawi atau sesuai dengan kodrat manusia. Humanisme adalah paham yang mengedepankan nilai dan kedudukan manusia dalam segala hal. Artinya, setiap orang harus memperlakukan sesama manusia dengan baik tanpa melihat ras, suku, agama, maupun profesinya.


Memanusiakan manusia dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu pada lingkungan keluarga, masyarakat maupun pada dunia kerja. Hal tersebut dapat kita lihat;

Pertama pada sikap saling hormat menghormati dan menghargai satu sama lain. Sikap ini adalah suatu bentuk yang tidak memandang perbedaan yang ada, baik itu dalam bentuk suku, ras, status sosial, warna kulit bukan hal yang penting dalam hal ini. Kenapa? 

Seharusnya seseorang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Tapi kerap kali sering kita melupakan hal ini, contohnya saja dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat masih banyak kita memandang seseorang dari sesi status sosialnya (kaya). Padahal belum tentu orang yang berstatus sosial bagus tersebut memiliki sifat memanusiakan manusia. Kerap kali si miskinlah yang bisa mengaplikasikan hal tersebut.

Kedua membantu orang yang sedang kesusahan, membantu orang yang sedang kesusahan menjadi salah satu contoh sikap memanusiakan manusia yang dapat diterapkan dalam kehidupan bersosial. Misalnya, ikut  menyelamatkan orang yang terjatuh di jalanan, menyumbang ke panti asuhan dan banyak lagi yang bisa kita lakukan.  

Ketiga, tidak menindas orang lain, seseorang tidak boleh menindas orang lain apalagi menganggap remeh dan sepele orang lain hanya karena memiliki ras, agama, ataupun status sosial yang berbeda dengannya. Sebagai contoh, seorang pimpinan tidak boleh memperlakukan bawahannya dengan semena-mena hanya karena merasa memiliki status sosial yang lebih tinggi. Ingatlah karyawan itu juga manusia yang memiliki hak asasi sebagaimana manusia lainnya.

Yang terakhir tidak memilih-milih teman. Memanusiakan manusia bisa diwujudkan dalam lingkup pertemanan. Bertemanlah dengan siapa saja tanpa memandang ras, suku, jabatan, status sosial, fisik. Kenapa demikian? jika kita memilih-milih teman ada suatu saatnya nanti kita membutuhkan mereka yang kita anggap tidak pantas berteman dengan kita. Mereka yang akan membantu kita, bukan teman yang se frekwensi dengan kita saja. 

Pada dasarnya semua orang memiliki nilai dan kedudukan yang sama sebagai manusia. Apakah saat ini kita telah memanusiakan manusia? Jawaban ada pada diri kita masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun