Mohon tunggu...
Desi Safitri
Desi Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! Saya Desi Safitri, seorang mahasiswa Ekonomi Syariah di UIN K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto, yang bersemangat untuk mengembangkan keahlian dan pengetahuan di bidang Ekonomi. Saya senang mengeksplorasi berbagai cara kreatif untuk memecahkan masalah dan menciptakan solusi yang inovatif.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Sinopsis Novel Berjudul "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat"

11 Desember 2024   22:09 Diperbarui: 11 Desember 2024   22:09 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel yang berjudul Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodoamat merupakan kisah nyata seseorang yang bernama Charles Bukowski, ia memiliki masa kelam, senang meminum alkohol, senang bermain dengan perempuan, berjudi, kasar, tukang utang, dan seorang penyair. Bukowski bercita-cita sebagai seorang penulis yang terkenal, namun karya-karyanya selalu ditolak oleh hampir setiap majalah, surat kabar, jurnal, dan penerbit. Alasan penerbit menolak karya Bukowski karena tulisannya yang kasar, tidak bermoral, dan menjijikan. 

Saat Bukowski berusia 50 tahun, ada seorang editor yang tertarik pada karya Bukowski, ia merasakan ini adalah peluang pertamanya dan ia sadar mungkin itu adalah satu-satunya yang bisa didapatkan. Dari situlah karir Bukowski dimulai, ia terus berkarya hingga menerbitkan 6 novel dan ratusan puisi, bahkan menjual lebih dari dua juta kopi. Popularitasnya melampaui harapan setiap orang, terutama ekspetasinya sendiri. Novel yang ia tulis juga apa adanya, ia menulis secara jujur tentang dirinya. Ia tidak pernah mencoba untuk menjadi orang lain.

Novel ini merupakan cerita dibalik suksesnya Bukowski yang sesungguhnya, bahkan ia "nyaman" dengan cerminan dirinya yang dianggap sebagai sebuah kegagalan. di buku ini ia juga memberitahu bagaimana ia menyikapi kegagalan dan kesulitan yang ia hadapi dengan bersikap "Bodo Amat". Dengan cara bersikap bodo amat, ia merasa lebih baik dan dapat menerima dirinya disaat keadaan buruknya sehingga dia bisa menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut. Bersikap bodo amat juga merupakan hasil dari pemutusan rantai lingkaran setan.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun