Mohon tunggu...
Desi Rezki Amelia
Desi Rezki Amelia Mohon Tunggu... Editor - Tertarik Islam dan Sejarahnya, Juga minat soal Pertanian dan Perikanan

Blog(k)ir: Blog cerita akhir Menceritakan akhir perjalanan hari demi hari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ikrimah bin Abu Jahal, Pembenci Islam yang menjadi Syuhada (2)

12 Januari 2019   22:20 Diperbarui: 12 Januari 2019   22:34 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikrimah kembali pada Allah SWT

Setelah Rasullullah menjamin keamanan Ikrimah melalui istrinya, sang istri menjemput Ikrimah (suaminya) yang sedang berada di Yaman. Baru saja melihat Ikrimah, Ummu Hakim (istrinya) berkata "wahai anak pamanku, aku datang kepadamu dari manusia paling baik, paling menghubungkan silaturrahim, paling mulia dan paling bijaksana, aku datang menemuimu dari sisi Rasulullah Saw, aku telah meminta jaminan keamanan untukmu dan ia memberinya. Ikrimah seakan tak percaya apa yang diucapkan istrinya. Kemudian ia dan istrinya pergi untuk menghadap Rasulullah Saw.

Baru saja Rasulullah Saw melihat Ikrimah, beliau segera berdiri dan memeluknya sambil bersabda "selamat datang kepada penunggang yang hijrah". Setelah Ikrimah mengucapkan syahadat dan mengumumkan keislamannya, Nabi mengukuhkan kembali pernikahannya dengan Ummu Hakim dengan nikah yang pertama. Gugusan cahaya berkilauan di wajah Ikrimah menghapus seluruh kegelapan hatinya. Kemudian ia memohon kepada Rasullullah untuk memintakan ampunan atas semua kesalahan dan dosa di masa lalu. Dan Rasullullah pun memohonkan ampunan dan mendoakan kebaikan untuknya.

Semenjak masuk islam, Ikrimah menjadi seorang muslim terbaik. Ia berubah menjadi seorang ahli ibadah yang taat, penuh khusyuk, dan sering menangis. Hari harinya tak lepas dari rukuk dan sujud kepada Allah Swt. Matanya tak terpisah dari kitab Allah Swt. Setelah masuk islam, Ikrimah mendapat cinta dan perhatian yang besar dari Rasullulah Saw. Rasul akan ikut marah jika ia marah dan ikut tersakiti jika ia disakiti. Ikrimah juga mendapat kepercayaan tinggi dari Rasul.

Ikrimah menepati janji yang pernah di ikrarkannya di hadapan Rasullullah Saw. Tak satu peperanganpun yang ditempuh oleh kaum muslimin melainkan Ikrimah ada di dalamnya. Tidak pula kaum muslimin berangkat untuk suatu misi melainkan Ikrimah berada di baris terdepan. Ketika Rasullullah Saw wafat, suku suku Arab mulai murtad secara berbondong bondong. Yang masih setia memeluk Islam hanyalah penduduk Mekkah, Madinah dan Thaif serta beberapa kelompok yang terpencar disana sini yang masih dikokohkan hatinya oleh Allah Swt atas keimanan.

Abu Bakar selaku khalifah menghadapi fitnah besar yang sangat berbahaya tersebut dengan penuh tegar bagaikan gunung yang kokoh. Kaum murtad yang paling kuat dan paling banyak jumlahnya berasal dari Bani Hanifah, kaum Musailamah Al-kadzdzab. Sekitar 40.000 prajurit tangguh telah berada dibawah komando Musailamah yang berasal dari kaum dan suku sukunya. Sebagian besar dari mereka mengikutinya hanya karena fanatis kesukuan bukan karena percaya padanya.

Abu Bakar mengirim Ikrimah untuk menjadi panglima yang dikirim untuk menghadapi Abu Hanifah. dan Abu Bakar juga mengirim pasukan kedua dibawah pimpinan Syurahbil Bin Hasanah. Akan tetapi Ikrimah langsung berhadapan dengan Bani Hanifah tanpa menunggu kedatangan pasukan kedua. Ini disebabkan semangatnya untuk membela islam dan menumpaskan kemurtadan agar tidak menyebar lebih luas lagi. Tapi, pasukan Ikrimah mengalami kekalahan. Musailamah semakin sombong dan yakin bahwa ia tak terkalahkan. Karena kesombongannya, akhirnya ia terbunuh di tangan pasukan muslim dibawah pimpinan Khalid Ibnul Walid. Banyak peperangan yang telah di jalani Ikrimah mulai dari penaklukan penduduk Oman dan Marhah, Syam (perang Yarmuk). Pada perang Yarmuk ini, Ikrimah syahid di medan perang. Ia mengorbankan jiwa dan raganya dengan penuh suka cita. Di tubuhnya ditemukan lebih dari 70 luka, baik akibat sabetan pedang, tusukan tombak maupun lemparan panah.

Kematian Ikrimah menjadi sebuah tanda keimanan sejati bagi manusia dan simbol hati yang suci. Hakikat kebenaran utama telah terbuka di depan matanya sehingga ia beriman. Dengan jiwanya yang peka,ia menyadari besarnya dosa dosa yang berlalu sehingga ia bertekad untuk menghapus jejak jejak dosa sekuat tenaga. Ia sholat, puasa, berinfak, dan berjihad. Kemudian ia kirim satu sungai darahnya yang suci untuk menghancurkan batu batu kesalahan dan dosa. Pada akhirnya, Ikrimah tidur abadi bersama hamba hamba yang jujur, para syuhada dan hamba hamba yang sholeh. Merekalah pendamping serta teman terbaik.

Sekian siroh sahabat ksatria Rasullullah SAW, Ikrimah Bin Abu Jahal. Ksatria sebenarnya yang pernah ada, tak takut mati demi iman, mati matian memperjuangkan agama mulia ini, dan yang niatnya tulus ikhlas bukan pencitraan. Allah diatas segalanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun