Lalu kapan belajar secara tatap  muka dilakukan? Menengkok sekarang, sudah banyak tempat-tempat umum dibuka. Mall dan tempat wisata lain sudah dibuka, tapi kenapa sekolah belum? Jika alasanya takut menimbulkan cluster baru, bukan berarti pembukaan mall dan tempat wisata juga tidak akan menimbulkan cluster baru. Ini soal urgensi, sejauh mana pemerintah memikirkan pendidikan kita? Jika pemerintah berani ambil resiko dengan pembukaan tempat-tempat wisata, maka harusnya juga pemerintah berani mengambil langkah yang jauh lebih baik lagi untuk menyelamatkan dunia pendidikan kita.
Banyak anak-anak yang rindu duduk di bangku sekolah, guru-guru yang punya keinginan untuk mendidik anak bangsa. Sekolah tatap muka adalah harga mati, bagaimana pemerintah berusaha menyelamatkan anak bangsa dari kebodohan. Mencerdaskan anak bangsa harusnya menjadi urgensi yang harus segera ditemukan solusinya.
Rencana sekolah tatap muka yang mulai diadakan per tanggal 13 juli 2021 sebenarnya menjadi angina segar. Mendikbud menyatakan sekolah tatap muka menjadi harga mati. Semoga wacana ini dapat terealisasikan. Demi menyelamatkan dunia pendidikan Indonesia.
Karena sesungguhnya citra pendidikan itu berada di tangan negara. Segera Kemendikbud siasati untuk merekontruksi kebijakan ataupun pada sistem belajar agar bisa menyentuh semua daerah hingga ke pelosok. Ataupun sekali itu dilimpahkan ke masing-masing daerah harus disertai penunjang ataupun fasilitasnya dari pusat. Jadi sentral tetap punya andil, semisal menyediakan layanan gratis aplikasi belajar daring yang bekerjasama dengan provider internet, mendistribusikan buku bacaan, alat belajar berbasis teknologi dan hal-hal inovatif lainnya. Pasti segudang solusi bakalan tercipta kalau pemerintah dan rakyat mau terbuka dan usaha.
Terakhir, persoalan sistem belajar di kala kemajuan teknologi dan terdampaknya wabah pandemi ini saya berpesan dan yakin kepada kita semua, seperti yang pernah Ki Hajar Dewantara pernah katakan. "Semua orang itu guru, semua orang juga murid dan semua tempat itu sekolah."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H