Mohon tunggu...
Desintia Putri
Desintia Putri Mohon Tunggu... Penulis - PAI/ Mahasiswa IAIN Jember

All efforts are not too late

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

#Dirumahaja, Bagaimana Nasib Mahasiswa Rantau?

28 Maret 2020   11:57 Diperbarui: 4 April 2020   08:05 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagi-lagi kita berbicara mengena virus corona ini, virus ini kian merebak terus belakangan ini. Kurva virus corona  menunjukkan penambahan setiap hari, hal ini menyebabkan rasa  amatir dan kewaspadaan kepada masyarakat. Dapat kita ketahui di berbagai wilayah banyak yang sudah terjangkit virus ini diantaranya DKI Jakarta, Bandung, Solo, Malang, Surabaya, Bali, Kalimantan Barat, dan wilayah kecil lainnya. Bahkan di kota jember masuk pada zona merah, yang sebelumya tidak  termasuk  zona merah . Karena telah  disebutkan bahwa ada satu orang yang terkonfirmasi  positif COVID-19. KOnfirmasi tersebut terdapat pada website satgas COVID-19 Jawa Timur. Dalam data terakhir,  Jum'at (27/3/2020), sekitar pukul 15.32 WIB. 

Bisa kita lihat dari kota-kota tersebut ialah kota-kota yang bisa dikategorikan kota pelajar karena banyak pelajar dan mahasiswa yang meneruskan jenjang pendidikannya di kota-kota tersebut. Dalam kondisi yang cukup serius ini membuat para mahasiswa atau pelajar lainnya dilema, antara pulang ke kampung halaman  atau menetap di kota yang saat ini mereka tempati. Sedangkan pemerintah telah menerapkan kebijakan  social distancing. 

Social Distancing ialah pembatasan sosial yang dimaksudkan untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran virus corona ini. Namun, kebijakan tersebut juga berdampak pada berbagai aspek. Salah satu aspeknya yaitu pada bidang pendidikan. Berbagai kampus telah mengubah metode perkuliahan yang biasanya bertatap muka dengan daring atau online. Kebijakan ini juga berdampak pada kegiatan keorganisasian  yang diselenggarakan oleh mahasiswa di berbagai universitas. 

Kebijakan tersebut juga membuat mahasiswa berbondong-bondong untuk pulang ke kampung halamannya masing-masing. Pulang memang sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa ketika telah menghadapi libur semester, tapi kali ini berbeda dengam sebelumnya. 

Dikarenakan yang tidak memungkinkan untuk bertatap muka karena kewaspadaan terhadap virus yang mendunia. Pasti orang tua dirumah punya rasa khawatir kepada anaknya ketika mendengar wabah virus corona yang kian semakin membahayakan. 

Tentunya pada kondisi seperti ini menjadi alasan yang kuat para mahasiswa untuk pulang dan berkumpul bersama keluarga dengan rasa aman dan nyaman, dibandingkan harus sendirian di kos atau asrama yang hanya terselimuti rasa takut dan khawatir tersendiri. 

Tetapi, berbeda dengan nasib anak rantau. Mereka yang tempat tinggalnya dekat dengan kampus bisa kapan saja pulang, nah bagaimana tempat tinggal mereka yang jauh bahkan beda pulau. Hal ini semakin membuat dilema para mahasiswa rantau. 

Menurut pemikiran salah satu teman saya di kampus , Ike Yuliana yang bertempat tinggal di palembang, pulang menjadi beresiko. Karena bisa jadi ia terpapar virus ketika diperjalanan dan malah menjadi penularan ditengah-tengah keluarganya. Ketika tidak pulang mereka takut kebijakan lockdown diberlakukan hingga waktu darurat yang telah ditentukan. Ia takut jika tidak bisa menjalankan ibadah puasa dan lebaran di rumah bersama keluargannya di rumah. Jadi tindakan akhir yang dia ambil ialah dia tetap pulang meskipun  terdapat rasa khawatir tersendiri, bagaimana lagi jika harus seperti kondisi saat ini yang memang mengharuskan kita semua untuk pulang dan menetap dirumah hingga kurun waktu yang ditentukan. "jelasnya, jika saya tetap menetap di asrama,  itu malah membuat rasa takut tersendiri dan rasa cemas yang berlebihan. Maka dari itu dengan keyakinan hati dan tetap menjaga, saya memberanikan diri untuk pulang." Begitu jelasnya. 

Jadi intinya, ketika kita sudah berada dirumah, tetaplah menjamin kesehatan dengan rajin mencuci tangan, menggunakan masker jika keluar rumah, makan-makanan yang bergizi dan sehat tentunya, dan yang terakhir batasi kontrak bertemu atau berkumpul dengan orang. Semoga kondisi ini cepat normal kembali dan dapat melaukukan aktivitas sebagimana biasa. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun