Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena "Cash on Delivery", Memesan namun Tak Ingin Membayar

8 Januari 2024   19:24 Diperbarui: 8 Januari 2024   20:25 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembelian suatu produk secara daring dengan menggunakan sistem COD (Cash on Delivery) | Sumber: Kompas.com

Cash on Delivery, sistem pembayaran di tempat yang cukup menyita perhatian publik, bukan karena sistemnya, melainkan karena pembeli yang tidak bertanggung jawab atas produk yang telah dipesan. COD, terkesan banyak membantu dalam belanja daring atau malah berujung pada petaka bagi penjual ataupun kurir? Adakah aturan penting yang seharusnya dipahami oleh pembeli dengan sistem COD sebelum memesan suatu produk?

Kehadiran lokapasar (marketplace) memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi pembelian suatu produk. Sistem bertemunya pembeli dan penjual hanya terjadi secara daring, tanpa bertatap muka secara langsung. 

Bahkan kini, prosedur pembayaran dalam melakukan transaksi pembelian secara daring begitu beragam. Bisa dikatakan sangat praktis dan mudah. 

Mulai dari sistem pembayaran melalui transfer bank, minimarket, kartu kredit/debit, dompet digital (e-wallet), bayar di tempat (Cash on Delivery), hingga pay later jika kamu memang berminat. 

Namun, di antara sistem pembayaran daring di atas, ada satu sistem pembayaran yang cukup fenomenal dan menarik perhatian publik, apalagi kalau bukan COD (Cash on Delivery). 

Fenomena yang satu ini bukanlah sesuatu hal yang tabu lagi. Di jagat dunia maya, sudah banyak video yang beredar terkait para pembeli yang tidak mau bertanggung jawab atas produk yang telah dipesan (tidak semua pembeli sistem COD melakukan hal demikian). Cukup meresahkan! 

Ilustrasi pengantaran paket oleh kurir ke tempat tujuan | Sumber: Kompas.com
Ilustrasi pengantaran paket oleh kurir ke tempat tujuan | Sumber: Kompas.com

Di media sosial, sempat beredar video yang memperlihatkan seorang kurir yang mengantarkan paket ke tempat tujuan. Pembeli tersebut menggunakan sistem bayar di tempat untuk produk yang telah dipesan. 

Ketika produk tersebut telah sampai di tangan pembeli, produk langsung dibuka. Setelah itu, pembeli tersebut menolak untuk membayar, dengan dalih, barang tersebut tidak sesuai dengan harga. Tentu saja kurir menolak alasan demikian. Terlebih lagi bila paket telah dibuka. 

Mendengar pernyataan dari kurir, bukannya makin sadar, pembeli tersebut malah semakin ngotot dan mengeluarkan berbagai macam kalimat penghinaan yang tidak pantas diucapkan. Ke mana sopan santunmu! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun