Kamu sendiri harus bisa mengevaluasi dengan sebaik mungkin, antara produk yang disajikan dengan harga yang ditawarkan. Apakah sudah masuk di akal atau malah sebaliknya.Â
Misalnya, suatu cardigan oversize dari brand ABCD, di mana brand tersebut sudah sangat terkenal, ditawarkan dengan harga di bawah 50 ribu.Â
Sementara di store, semua produk ditawarkan di atas 250 ribu. Nah, ini mesti kamu cermati, kalau sudah tidak logis, ada baiknya kamu tidak melakukan transaksi pembelian disana.Â
Hanya ada dua kemungkinan, pertama itu merupakan produk tiruan dan kedua itu modus penipuan, di mana produk yang dipajang sebenarnya tidaklah ada. Warning.Â
Mendapati penjelasan pada keenam poin-poin di atas, setidaknya, kamu sudah memiliki gambaran untuk lebih selektif lagi sebelum melakukan transaksi pembelian secara daring pada media sosial.Â
Tidak ada yang salah dengan berbelanja secara daring dan tidak semua akun seller di media sosial merupakan akun seller yang menipu. Namun, antisipasi ini dilakukan agar produk yang kamu pesan sesuai dengan yang kamu terima.Â
Selain itu, kini, akun seller di media sosial yang mempromosikan suatu produk juga dilengkapi dengan tautan (link) tertentu yang bisa langsung masuk ke suatu marketplace/website belanja daring lainnya. Untuk mempermudah para konsumen untuk membeli.Â
Namun, pada posisi ini kamu harus lebih teliti lagi. Jangan asal klik link tertentu, terlebih lagi setelah kamu telusuri, akun seller tersebut cukup mencurigakan, bisa jadi itu bagian dari modus penipuan untuk menjebak objek sasarannya dan berujung pada kejahatan phising.Â
Maka dari itu, penting bagimu untuk lebih selektif dan lebih bijak lagi ketika akan berbelanja secara daring. Karena lebih waspada itu terkadang lebih baik, daripada menciptakan ketidakpedulian. Seakan-akan kamu menutup mata dan telinga.Â
So, jadilah smart buyer dan happy shopping, guys!Â
Baca juga:Â Perbedaan Belanja Daring Lewat "Media Sosial dan Marketplace", Kamu Pilih yang Mana?Â