Identity crisis, bagian dari konflik yang bisa menyerang diri sendiri, karena telah membombardir diri dengan berbagai macam pertanyaan terkait hidup yang dijalani. Baikkah krisis tersebut bersarang di dalam diri tanpa adanya sebuah solusi?f Â
Pertanyaan dan jawaban merupakan satu kesatuan yang saling berkesinambungan. Apabila ada sebuah pertanyaan yang dihadirkan, maka akan ada pula jawaban yang ditampilkan atas pertanyaan tersebut.
Kehadiran pertanyaan pun disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Dan pada umumnya (tidak semuanya) sebuah pertanyaan juga disebabkan oleh dua objek yang sedang berkomunikasi.Â
Misalnya, A dan B merupakan teman satu angkatan di kampus yang sama. A bertanya kepada B terkait pembuatan ayat jurnal penyesuaian pada mata kuliah akuntansi.
Mendengar pertanyaan dari A tersebut, B yang terkenal begitu piawai dalam mata kuliah akuntansi menjelaskannya dengan begitu mendetail.
Dari permisalan di atas, sudah terlihat begitu jelas bahwa ada dua objek yang memberikan feedback masing-masing terkait pertanyaan dan jawaban tersebut.Â
Namun ternyata, sebuah pertanyaan tidak harus dihadirkan dan diciptakan oleh orang lain, karena sebagian besar para penduduk planet ini akan menciptakan sebuah pertanyaan untuk dirinya sendiri.
Pernahkah kamu memborong pertanyaan untuk dirimu sendiri secara terus menerus? Di mana pertanyaan yang dihasilkan, bagaikan tidak memiliki solusi. Apabila kamu pernah melakukannya, bisa jadi kamu sedang mengalami identity crisis.Â