Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Waspadai Jebakan "Cloaking", Berikut 3 Tips Menghadapi Para Pelakunya

21 Juni 2021   20:46 Diperbarui: 21 Juni 2021   23:13 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cloaking (sumber: getty images via thesun.co.uk)

Cloaking, bisa dikatakan lebih "parah" daripada ghosting, karena telah menutup seluruh akses komunikasi dari objek sasarannya. Cara menghilang yang dilakukannya bisa dikatakan "cukup" terencana, bagaimanakah hal ini bisa terjadi?

Di era digital seperti sekarang ini, di dunia yang sudah berkembang pesat dan terbilang modern, membuat akses pertemuan dengan seseorang bisa dilakukan secara virtual termasuk di dalam urusan percintaan. 

Perkenalan pun bisa dimulai melalui dunia maya, hingga akhirnya memutuskan untuk bertemu di dunia nyata. 

Ketika benih-benih cinta yang telah bersarang melalui virtual semakin tumbuh dan berkembang, dan semuanya harus diperkuat dengan perjumpaan secara nyata.

Sehingga memperoleh hasil yang sejelas-jelasnya, alias tidak hanya sekedar berkhayal akan sosok yang berada di seberang sana. 

Sebelum memutuskan untuk bertemu dan berkencan, akan ada perjanjian di antara dua belah pihak. Mau bertemu di mana, kapan, dan dengan siapa saja. Bukankah begitu? 

Suatu pertemuan akan terjadi apabila keduanya memutuskan untuk bertemu, dan suatu pertemuan tidak akan pernah terjadi apabila salah satu pihak menolak untuk bertemu.

Perilaku demikian bisa terjadi di antara dua insan yang telah memiliki kesepakatan bersama untuk mulai berkencan secara lebih nyata. 

Namun apa jadinya ketika janji telah disepakati untuk berkencan oleh kedua belah pihak nyatanya tidak terealisasi secara sempurna. Di mana salah satu pihak memutuskan untuk tidak hadir tanpa pemberitahuan sebelumnya. 

Lebih parahnya lagi, yang bersangkutan mulai menutup seluruh akses komunikasi di dunia maya agar dirinya tidak bisa dihubungi lagi. Perilaku demikian dikenal dengan istilah cloaking. 

Dilansir dari nypost.com bahwa cloaking adalah ketika seseorang tidak hanya mendukung untuk berkencan, namun mereka juga melakukan pemblokiran di aplikasi apa pun yang sebelumnya digunakan untuk berkomunikasi, seperti yang dijelaskan oleh reporter Inggris Mashable Rachel Thompson.

Ilustrasi cloaking (sumber: getty iamges via gaya.tempo.co)
Ilustrasi cloaking (sumber: getty iamges via gaya.tempo.co)

Mari kita ambil permisalan yang begitu sederhana...

Gibran dan Anatasya mulai bertemu melalui media sosial. Seiring dengan berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh di antara keduanya, perasaan nyaman mengiringi setiap pertemuan virtual Gibran dan Anatasya. 

Hingga akhirnya, Gibran mulai mengajak Anatasya untuk berkencan di dunia nyata. Gibran ingin melakukan sebuah pertemuan. 

Bisa dikatakan, ini merupakan kencan pertama yang akan dilakukan Gibran dan Anatasya bila pertemuan keduanya benar-benar terealisasi. Anatasya pun menyetujui pertemuan tersebut. 

Keduanya telah sepakat membuat janji untuk bertemu di salah satu cafe ternama yang berada di pusat kota. Pertemuan direncanakan setelah jam kerja selesai. 

Hari yang ditunggu pun tiba, dengan perasaan senang dan bahagia ingin bertemu dengan Gibran, Anatasya melangkahkan kakinya dengan penuh semangat. Dirinya hadir lebih awal di cafe yang telah mereka berdua tentukan.

Detik demi detik berlalu, menit demi menit terlewati, hingga jam demi jam mulai menyapa Anatasya yang masih duduk sendiri di bangku cafe tersebut. 

Anatasya masih menunggu kehadiran sosok laki-laki yang dinantikannya. Namun nyatanya, Gibran menghilang, Gibran bagaikan ditelan bumi, kehadirannya benar-benar tidak bisa dilacak. 

Gibran menutup semua akses komunikasinya dengan Anatasya. Dengan kata lain, Gibran telah memblokir Anatasya pada semua media. 

Sudah terlihat secara jelas bahwa Gibran telah menjadi cloaker demi menaklukan hati Anatasya. 

Bila diperhatikan secara seksama, cloaking bisa dikatakan "cukup kejam", bagaimana tidak? Ketika telah diangkat hingga ke awan, lalu dilepaskan tanpa adanya aba-aba serta pengaman. 

Sudah bisa dipastikan akan jatuh sejatuhnya dengan sebuah goresan yang mendalam. Eaaa dramatis sekali ini, hihihi...

Sederhananya, kata "cloaking" sama dengan kata "penyelubungan", yang bisa saja menjadi "menyembunyikan ataupun menutupi" sesuatu hal. 

Kata tersebut bila dikaitkan dengan para pelaku cloaker di dunia percintaan berarti "dirinya telah menyembunyikan sesuatu dari objek sasarannya". 

Bagaimana tidak menyembunyikan sesuatu hal, ketika para cloaker memutuskan untuk berkencan, dirinya malah menghilang bagaikan diculik hantu dan di ditelan bumi, lengkap sekali bukan. 

Orang yang kayak gini enaknya diapain ya, apakah harus segara dibuang pada tempat yang seharusnya? Hihihi...

Ilustrasi cloaking (sumber: pinkvilla.com)
Ilustrasi cloaking (sumber: pinkvilla.com)

Berikut, tips yang bisa dilakukan ketika berhadapan dengan cloker: 

Pertama, cari tahu alasannya secara mandiri

Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan mencari informasi yang bersangkutan secara mandiri, karena tidak mungkin bila menghubunginya melalui perantara media.

Mencari tahu alasan dari seorang cloaker bisa dikatakan cukup sulit, karena dirinya telah menutup seluruh akses komunikasi yang ada. 

Seperti halnya yang terjadi pada ilustrasi di atas, di saat yang bersamaan Gibran telah menutup seluruh akses komunikasinya dari Anatasya. Terbilang sangat kejam...

Salah satu caranya adalah dengan mengetahui teman dekatnya, bisa ditanyakan secara langsung "apa yang sedang terjadi dengan Gibran?", misalnya.

Akan tetapi, poin pertama ini hanya berlaku apabila sejak awal berkenalan keduanya telah saling memberitahukan sesosok sahabatnya masing-masing, begitu pula dengan sebaliknya. 

Kedua, tanyakanlah secara baik-baik

Kunci selanjutnya yang harus dilakukan adalah dengan bertanya secara baik-baik kepada narasumber yang dituju (bisa sahabatnya, saudaranya, bahkan keluarganya karena yang bersangkutan sangat tidak mungkin bisa dihubungi).

Ketika mendapatkan narasumber yang tepat, semuanya bisa mulai ditanyakan, apabila telah mendapatkan hasilnya kita sendiri sudah bisa menilai, mau melanjutkan atau harus meninggalkannya. 

Akan tetapi, poin kedua hanya bisa terealisasi apabila poin pertama telah terpenuhi. 

Ketiga, lakukanlah seperti yang dilakukannya

Poin ketiga ini memang sangat baik dipraktikkan kepada para cloaker, seperti halnya pada ilustrasi di atas, ketika Gibran tidak hadir di hari kencannya dengan Anatasya. 

Gibran telah menghilang bagaikan ditelan bumi, tanpa jejak. Semua akses komunikasi pun ditutupnya.

Alangkah baiknya Anatasya melakukan hal yang sama. Ketika semuanya tidak bisa dibicarakan dengan baik-baik dan Gibran pun telah benar-benar menghilang, Anatasya pun bisa melakukan trik yang sama. Poin ketiga ini merupakan saran yang terbaik bagi Anatasya. 

Meskipun demikian, tidak semua orang yang berada di planet ini akan menjadi seorang cloaker. 

Teknik cloaking bagaikan sebuah prank yang sulit diterima dengan akal sehat, setidaknya, apabila tidak bisa berjumpa di saat yang telah ditentukan, semuanya bisa dibicarakan secara baik-baik. Bukankah begitu?

Bila tidak ingin berjumpa, pertemuan tersebut bisa dibatalkan dengan cara memberitahu terlebih dahulu kepada yang bersangkutan. 

Seperti halnya kisah dari Gibran dan Anatasya yang tidak perlu dicontoh, alangkah baiknya, Gibran memberitahu Anatasya bahwa dirinya tidak bisa datang. 

Jauh lebih baik secara demikian, daripada menghilang secara sendirinya tanpa memberitahu Anatasya. 

Akan tetapi, cloaking tidak selalu berkaitan dengan sesuatu hal yang kejam, karena semua itu bisa sangat berguna ketika berurusan dengan seseorang yang terbilang over-posesif di awal perkenalan. Menghilang merupakan jalan ninja terbaik, sepertinya. 

Namun perlu diingat, pengecuali ini hanya berlaku apabila memang "harus" dilakukan, bila hanya sekadar untuk main-main dan uji coba semata, semuanya tidak perlu untuk dilakukan, perlu diingat kembali, hukum alam tetaplah berlaku. Tring...

Maka dari itu, perlakukanlah seseorang dengan sebaik mungkin sebagaimana engkau ingin diperlakukan. Namun, apabila berhadapan dengan cloaker semua alur yang terjadi bisa saja berbeda. Apakah para cloaker sebaiknya segera dimusnahkan saja?

Catatan:

Apabila ada kesamaan nama pada ilustrasi di atas, itu hanyalah kebetulan semata. Ilustrasi di atas hanya digunakan untuk memfokuskan pada satu kasus saja. 

Thanks for reading

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun