Cloaking, bisa dikatakan lebih "parah" daripada ghosting, karena telah menutup seluruh akses komunikasi dari objek sasarannya. Cara menghilang yang dilakukannya bisa dikatakan "cukup" terencana, bagaimanakah hal ini bisa terjadi?
Di era digital seperti sekarang ini, di dunia yang sudah berkembang pesat dan terbilang modern, membuat akses pertemuan dengan seseorang bisa dilakukan secara virtual termasuk di dalam urusan percintaan.Â
Perkenalan pun bisa dimulai melalui dunia maya, hingga akhirnya memutuskan untuk bertemu di dunia nyata.Â
Ketika benih-benih cinta yang telah bersarang melalui virtual semakin tumbuh dan berkembang, dan semuanya harus diperkuat dengan perjumpaan secara nyata.
Sehingga memperoleh hasil yang sejelas-jelasnya, alias tidak hanya sekedar berkhayal akan sosok yang berada di seberang sana.Â
Sebelum memutuskan untuk bertemu dan berkencan, akan ada perjanjian di antara dua belah pihak. Mau bertemu di mana, kapan, dan dengan siapa saja. Bukankah begitu?Â
Suatu pertemuan akan terjadi apabila keduanya memutuskan untuk bertemu, dan suatu pertemuan tidak akan pernah terjadi apabila salah satu pihak menolak untuk bertemu.
Perilaku demikian bisa terjadi di antara dua insan yang telah memiliki kesepakatan bersama untuk mulai berkencan secara lebih nyata.Â
Namun apa jadinya ketika janji telah disepakati untuk berkencan oleh kedua belah pihak nyatanya tidak terealisasi secara sempurna. Di mana salah satu pihak memutuskan untuk tidak hadir tanpa pemberitahuan sebelumnya.Â
Lebih parahnya lagi, yang bersangkutan mulai menutup seluruh akses komunikasi di dunia maya agar dirinya tidak bisa dihubungi lagi. Perilaku demikian dikenal dengan istilah cloaking.Â