Catch and release, dua kata yang sederhana, namun makna yang terkandung di dalamnya tidaklah sesederhana itu
Menjalin cinta di era digital seperti sekarang ini sangatlah menyenangkan, terlebih lagi dengan alat komunikasi yang sudah terbilang canggih.Â
Mau mendengar suara pasangan, sangat mudah, tinggal telepon saja dan bila ingin melihat raut wajahnya karena telah menelan rasa rindu, tinggal video call saja. Sangat praktis sekali, bukan.Â
Tidak ada alasan klasik lagi bahwa menjalin komunikasi di era digital seperti sekarang ini sangatlah sulit. Semuanya serba mudah bila memang diprioritaskan.
Terlebih lagi bila kalian ingin menjalankan suatu pendekatan dengan seseorang. Trik yang harus dijalankan selain dari bertemu adalah dengan terus berkomunikasi. Komunikasi merupakan aspek utama yang harus selalu hadir.
Melalui handphone kalian dengan mudahnya berkomunikasi, bahkan alat yang bisa digenggam dengan menggunakan tangan ini bisa menjadi daya dukung di dalam tahap perkenalan.Â
Tidak jarang, ketika belum bisa bertemu secara langsung semuanya bisa dilakukan melalui telepon. Bahkan, ketika memutuskan untuk bertemu pun diadakan perjanjian melalui alat bantu yang satu ini.Â
Namun apa jadinya, ketika janji telah dibuat, ketika janji telah disepakati bersama untuk saling bertemu malah terbatalkan karena salah satu pihak yang tidak menepati janjinya. Perilaku seperti ini dikenal dengan istilah catch and release.
Dilansir dari cosmpolitan.com bahwa catch and release merupakan tindakan yang dilakukan ketika seseorang mengerahkan semua upaya untuk mengejar kalian sampai mereka menangkap kalian.
Akan tetapi, begitu kalian akhirnya menyetujui suatu kencan, mereka malah kehilangan minat dan memutuskan untuk memilih target baru.
Mari ambil permisalan sederhana di dunia percintaan terkait dengan trik catch and release.
Aldo dan Ghea telah menjalani kedekatan yang cukup lama. Keduanya merupakan lulusan dari universitas yang sama. Mereka berdua telah bekerja di tempat yang berbeda. Aldo bekerja di Pulau Kalimantan sedangkan Ghea bekerja di Pulau Jawa.Â
Suatu ketika, Aldo membuat janji dengan Ghea, bahwa dirinya ingin menemui Ghea ketika jadwal cutinya tiba di bulan Agustus mendatang.Â
Tidak hanya sekali, namun telah berkali-kali Aldo bertanya kepada Ghea, apakah Ghea akan pulang ketika Aldo cuti? Ghea pun memberikan jawaban bahwa dirinya juga akan pulang di bulan Agustus, karena akan merayakan Hari Raya bersama keluarga.Â
Ketika itu, Ghea pun sangat senang tatkala akan bertemu dengan Aldo, sejak jauh-jauh hari Ghea telah memikirkannya, ditambah lagi dengan sikap Aldo yang selalu bertanya akan pertemuan mereka berdua di bulan Agustus.
Alhasil, ketika mendekati Hari Raya, Aldo malah tidak ada kabar sama sekali. Padahal nyatanya, Ghea telah menunggu dirinya. Aldo menghilang bagaikan ditelan bumi.Â
Dari ilustrasi di atas, terlihat secara jelas bahwa Aldo telah menjalankan trik catch and release.Â
Sederhananya seperti ini, kata "catch"Â sama dengan kata "tangkap" dan kata "release" sama dengan kata "lepas".Â
Seperti halnya yang dilakukan oleh Aldo kepada Ghea. Ketika dirinya berhasil menangkap hati serta perasaan Ghea dan secepat itulah dirinya melepaskan kembali hati beserta perasaan yang berhasil diraihnya tersebut.
Contoh sederhana lainnya tentang catch and release adalah ketika seseorang berhasil "menangkap" ikan setelah memancing di suatu tempat dan tanpa panjang lebar lagi dirinya malah "melepaskan" kembali ikan tersebut.
Dengan alasan bahwa ikan tersebut tidak sesuai keinginan dan mulai mencoba mencari mangsa lain melalui alat pancing yang berada di genggamannya.Â
Hal seperti ini sama saja dengan tingkah laku yang ditunjukkan oleh Aldo pada ilustrasi di atas. Eits, tunggu dulu, jangan langsung memvonisnya dengan berbagai macam tuduhan.Â
Cari tahu terlebih dahulu kebenarannya, kenapa dirinya bisa berperilaku demikian. Jadi jangan emosi, karena itu semua hanya akan percuma.Â
Apabila alasan tersebut memang tidak masuk akal sehat, berarti ya sudah-sudahlah, jangan direspons kembali...
Ada beberapa dampak yang terlihat dari trik catch and release pada ilustrasi di atas, seperti:Â
1. Hanya sekedar main-mainÂ
Sudah terlihat secara jelas bilamana seseorang menjalankan trik catch and release bahwa dirinya hanya sekedar main-main.Â
Seperti halnya yang dilakukan oleh Aldo pada ilustrasi di atas, dirinya hanya sekedar iseng saja membuat janji ingin bertemu dengan Ghea.
Bila nyatanya dirinya memang serius, tidak mungkin Aldo hilang bagaikan ditelan bumi, sedangkan Ghea telah menunggu konfirmasi selanjutnya. Sungguh terlalu sih Aldo.
2. Berkaitan dengan ekspektasinya
Berbagai macam stigma negatif dan stigma positif akan berkeliaran menghiasi objek yang telah menjadi sasaran dari catch and release ini.Â
Namun apabila diperhatikan secara seksama, bisa jadi seseorang yang melakukan trik seperti yang dilakukan oleh Aldo juga disebabkan dengan keinginan yang tidak sesuai dengan harapannya (ekspektasi vs realitas).Â
Bisa jadi Aldo terlalu berekspektasi tinggi terhadap Ghea, namun ketika mencari informasi ke sana dan kemari, ternyata Ghea bukanlah yang diharapkannya.
Singkatnya, Aldo menjalankan ghosting yang berselimut di dalam trik catch and release.Â
Contoh kisah dari Aldo dan Ghea pada ilustrasi di atas hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak trik catch and release yang bisa dilancarkan oleh seseorang.
Pada dasarnya, tingkah laku yang berkaitan dengan Catch and release tidak hanya sekedar terjadi di dunia percintaan di era digital saja. Hal ini bisa pula terjadi di antara teman dan teman.Â
Pasti kalian sendiri pernah merasakannya. Ketika kalian berjanji dengan teman kalian untuk bertemu (taruhlah ini pertemuan dengan teman kuliah), ketika tanggal pertemuan telah ditetapkan, ketika semua anggota telah berkata "oke".
Namun tiba-tiba, ada salah satu anggota yang tidak bisa hadir dan membatalkan pertemuan tersebut dengan berbagai macam alasan, baik yang masuk akal hingga tidak masuk akal sama sekali. Begitulah triknya bekerja.Â
Note:
Apabila ada kesamaan nama pada ilustrasi di atas, itu hanyalah sebuah kebetulan semata dan ilustrasi di atas hanya dipergunakan untuk memfokuskan pada satu kasus saja.
Thanks for reading
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H