Cyber love, benarkah ini sebuah cinta atau hanya sekedar perasaan tanpa sebuah rasa yang nyata
Di era digital seperti sekarang ini, kita bisa dengan mudahnya berkomunikasi dengan siapa saja. Lingkungan pertemanan kita melalui dunia maya bisa menjadi semakin luas.
Kita bisa berkomunikasi dengan seseorang yang berada jauh dari jangkauan mata kita melalui jejaring sosial. Begitu mudahnya kita berkomunikasi dan berkenalan dengan seseorang, meskipun kita belum pernah berjumpa dengan dirinya.
Sejak para generasi milenial, generasi z dan generasi alpha dilahirkan ke muka bumi ini, jejaring sosial sudah lebih dahulu berkembang.
Salah satu jejaring sosial yang berhasil menarik perhatian pada tahun 2002 silam adalah friendster, yang dilanjutkan dengan munculnya myspace.
Tidak berhenti di kedua jejaring sosial ini saja, pada tahun 2006 silam munculah facebook dengan berbagai macam fitur yang lebih menarik dari pendahulunya.
Jejaring sosial sukses mengibarkan sayapnya di muka bumi ini, kehadirannya sangat membantu dalam dunia komunikasi. Semakin berkembangnya suatu zaman, semakin berkembang pula jejaring sosial ini.
Setelah itu, semakin banyak bermunculnya berbagai macam jejaring sosial yang bisa digunakan untuk berkomunikasi melalui fitur direct message seperti instagram hingga twitter, dengan jangkauan yang lebih luas.
Namun apa jadinya, bila jejaring sosial yang biasa digunakan sebagai media komunikasi ini malah menimbulkan perasaan cinta di dalamnya. Kenapa hal ini bisa terjadi? Mari kita cari tahu penyebabnya.
Kita ambil salah satu kasus sederhana yang sering melanda kawula muda yang telah terjebak cinta melalui dunia maya