Ketiga, kebebasan memilih dan menentukan keyakinannya
Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia memiliki prinsip hidup masing-masing. Karenanya sebagai mahluk sosial, kita harus mengerti dan saling memahami hal tersebut. Bisa terjadi salah paham, jika salah memahami dan mengartikannya. Oleh karena itu kita sebagai umat Islam harus berusaha mengerti dan memahami sikap tasamuh atau toleran dalam kehidupan masyarakat agar tidak menimbulkan gejolak dalam masyarakat, mengingat masyarakat Indonesia berlatar belakang etnis, budaya, suku, dan yang berbeda beda.
Soal keyakinan, sebagai bangsa Indonsia juga harus menghormati keyakinan orang lain agar tidak ada kerusuhan terkait perbedaan keyakinan baik dari agama, budaya, maupun kepercayaan. Allah berfirman:
وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكُمْۗ فَمَنْ شَاۤءَ فَلْيُؤْمِنْ وَّمَنْ شَاۤءَ فَلْيَكْفُرْۚ اِنَّآ اَعْتَدْنَا لِلظّٰلِمِيْنَ نَارًاۙ اَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَاۗ وَاِنْ يَّسْتَغِيْثُوْا يُغَاثُوْا بِمَاۤءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِى الْوُجُوْهَۗ بِئْسَ الشَّرَابُۗ وَسَاۤءَتْ مُرْتَفَقًا
’’Katakanlah (Nabi Muhammad), kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Maka, siapa yang menghendaki (beriman), hendaklah dia beriman dan siapa yang menghendaki (kufur), biarlah dia kufur. Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang-orang dzalim yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (dengan meminta minum), mereka akan diberi air seperti (cairan) besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) seburuk-buruk minuman dan tempat istirahat yang paling jelek.’’ (QS Al-Kahfi 29)
Keempat, berbuat adil kepada siapa pun tanpa memandang agama
Adil adalah meletakkan seseuatu pada tempatnya dan proporsinya. Lawan dari adil adalah dzalim. Manusia yang baik akan bisa berbuat adil baik kepada dirinya, keluarganya, maupun orang lain. Jika kita tidak berbuat adil, bisa jadi condong berbuat dzalim. Jika kita sudah berbuat dzalim, maka akan menerima akibat dari berbuatan dzalim yang sudah dilakukan. Jika perbuatan adil sudah dan terus dilakukan, maka akan banyak menerima balasan atau efek yang didapatkan. Dengan begitu, maka kita akan dapat menjalani kehidupan dengan nyaman, aman, dan tentram.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اِعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللّهَ ۚ إِنَّ اللّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.’’ (QS Al-Maidah: 8)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H