Meninggalkan kampung halaman selama lima tahun tenyata telah banyak terjadi perubahan di kampung halamanku, di Kelurahan Wirotho Agung, Kecamatan Rimbo Bujang, sebuah kota kecil di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Satu yang membuatku bersemangat, ternyata di sana sudah ada rumah subsidi.
Sebuah rumah yang ibarat kacang goreng di sini, di tempat perantauanku di Bekasi, Jawa Barat. Bagaimana tidak, di Bekasi yang termasuk salah satu kota satelit dari Ibu Kota Jakarta ini, perumahan jadi rebutan. Bisa dibilang begitu dibuka langsung habis, bahkan orang rela untuk inden, beli rumah yang belum dibangun.
Meskipun lokasi rumah subsidi yang cukup jauh dengan pusat Kota atau sarana transportasi umum pun tetap diburu. Sejak aku merantau ke Kota Bekasi tahun 2015 lalu, perumahan terdekat dengan transportasi massal Komuter Lina berjarak sekitar 30 menit perjalanan menggunakan sepeda motor. Itu seperti perumahan di daerah Tambun dan Taruma Jaya, Bekasi.
Lokasi yang lebih dekat, saat ini sudah menjadi perumahan komersil dan premium yang harganya 3-5 kali lipat dari harga rumah subsidi, bahkan lebih.Â
Rumah semahal itupun tidak kekurangan pembeli. Itu artinya masyarakat di kota ternyata sudah sangat sadar pentingnya membeli rumah sesegera mungkin ketika sudah memiliki kemampuan. Sebab setiap tahun harga rumah semakin mahal, dan yang subsidi akan semakin jauh dari kota.
Sebagai perantau yang masih menyandang KTP daerah, ada keinginan untuk mengambil rumah subsidi yang saat ini sudah ada di kampung halamanku itu. Berbekal informasi dari aplikasi Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan (SiKasep) akupun menemukan rumah idaman di kampung halamanku.
Berdasarkan informasi aplikasi SiKasep, setidaknya sudah ada lima lokasi perumahan subsidi di sekitar rumah idaman, seperti Griya Asri Indah, Rimbo Asri Residence I, Puri Raflesia Residence 3, Permata Residence, dan Green Residence. Yang menggembirakan lokasi lima perumahan itu berada di lokasi yang sangat strategis, di pusat kota.
Yah, meskipun kota kecil, tapi Rimbo Bujang dikenal sebagai daerah transmigrasi tersukses di Indonesia. Rimbo Bujang dengan pusat kota di Wirotho Agung, adalah pusat bisnis di Kabupaten Tebo. Di Indonesia mungkin nama Rimbo Bujang tidak begitu dikenal, tapi di provinsi Jambi, nama Rimbo Bujang cukup tersohor.
Setelah melihat informasi dari aplikasi SiKasep, penelusuran pun berlanjut menanyakan ke saudara yang ada di kampung. Jawabannya membenarkan adanya perumahan tersebut.Â
Namun sayangnya dia tidak tahu apakah perumahan itu perumahan subsidi atau apa. Katanya perumahan di sana juga masih sedikit peminatnya.
"Di sini susah kak jual rumah," ujar saudara perempuanku melalui pesan singkat.
Membaca informasi itu aku langsung berpikir, betapa masih rendahnya kesadaran masyarakat di daerah, untuk segera memiliki rumah. Setidaknya di kampung halamanku itu, ada rumah dengan lokasi yang sangat bagus, tapi masih sangat sedikit yang berminat untuk membeli.
Padahal kalau dilihat dari gambar di aplikasi SiKasep, rumah itu berbentuk rumah tunggal yang terpisah satu sama lain, sementara perumahan di kota besar, kebanyakan dibuat dengan konsep cluster atau menyatu satu sama lain. Konsep rumah tunggal ini dibuat karena tanah yang masih luas, dan biasanga perumahan dengan konsep tunggal tanahnya lebih luas dibanding konsep cluster.
Dengan segala kelebihan tersebut dengan harga yang ditawarkan, kalau di kota besar perumahan itu sudah laku keras. Apa lagi dengan lokasinya di pusat kota, seharusnya sudah menjadi lokasi komersil bahkan premium, harganya tentu sudah sangat mahal.
Seharusnya masyrakat di sana segera sadar dengan kesempatan itu. Masyarakat juga harus sadar pentingnya segera membeli rumah ketika sudah memiliki kemampuan untuk membeli meskipun dengan cara kredit.
Tidak ada ruginya membeli rumah secara kredit, karena harga rumah akan terus naik. Jangan sampai kita sadar ketika rumah sudah semakin sulit dan menjadi mahal, yang akhirnya hanya menimbulkan penyesalan.
Aplikasi SiKasepÂ
Melalui aplikasi SiKasep itu pula, akupun tidak ragu lagi untuk melakukan pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk salah satu rumah idaman, di kampung halamanku itu.Â
SiKasep sendiri adalah aplikasi milik Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembayaran Perumahan (FLPP). Jelasnya, aplikasi ini untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam menemukan rumah subsidi yang sesuai harapan.
Untuk menggunakan aplikasi ini juga sangat mudah. Setelah memasang aplikasi kita diminta memasukkan data pribadi yang meliputi nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) serta informasi mengenai penghasilan per bulan. Kemudian, kita diminta mengunggah foto KTP asli serta foto diri sedang memegang KTP.
Apikasi ini menggunakan sistem yang sudah berbasis koordinat, sehingga kita dapat mengajukan permohonan KPR subsidi untuk perumahan di sekitar rumah idaman dan bank yang diinginkan. Selain itu, pengguna juga bisa memeriksa secara langsung status KPR bersubsidi yang telah diajukan.
Tak berpikir lama lagi, setelah mengisi semua data tersebut, dan melihat-lihat daftar perumahan di sekitar rumah idaman, aku langsung mengajukan KPR melalui aplikasi SiKasep. Sangat mudah, setelah pengajuan, kita dapat mengecek dan memantau status pengajuan KPR.
Sesuai harapan pemerintah, menurut saya aplikasi SiKasep sangat membantu masyarakat dalam menemukan rumah. Bahkan saya yang saat ini masih berdomisili di Bekasi, bisa memilih dan mengajukan KPR Rumah Subsidi di luar daerah, di Rimbo Bujang, Tebo, Jambi.
Saya sangat berharap pengajuan KPR yang saya lakukan dapat diterima. Sebab meskipun saat ini saya sedang berdomisili di Ibu Kota, ada harapan saya suatu saat nanti untuk pulang ke kampung halaman. Dan semoga saja saat saya pulang nanti, saya sudah bisa menempati rumah baru saya.(***)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H