Mohon tunggu...
Desi Larasati
Desi Larasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Menyukai hal hal yang berbau humaniora serta kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Ketimpangan dan Krisis Pangan, Peran Generasi Muda dalam Mencapai SDGs Zero Hunger

31 Oktober 2024   10:54 Diperbarui: 31 Oktober 2024   11:33 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelaparan di Indonesia merupakan masalah yang sering sekali kita dengar. Indonesia merupakan negara dengan salah satu penghasil pangan utama di dunia, yakni beras. Namun, masih banyak wilayah-wilayah di Indonesia yang mengalami kesulitan pangan, seperti di daerah pedesaan atau daerah terpencil. Data dari Global Hunger Index (GHI) pada tahun 2023, menyatakan indonesia memiliki skor 17,6 yang termasuk dalam kategori sedang.

 Secara global Indonesia menempati posisi ke-77 dari 125 negara dan posisi ke-2 dari 9 negara ASEAN. Ini menjadikan bahwasanya Indonesia masih memiliki tingkat kelaparan yang tinggi. Dari permasalahan ini bisa melihat pentingnya upaya mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 2, yaitu Zero Hunger atau mengakhiri kelaparan.

Zero Hunger
Zero Hunger merupakan salah tujuan kedua dari Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs kedua ini bertujuan untuk mengakhiri kelaparan di seluruh dunia. Di sisi lain, masih begitu banyak makanan yang terbuang begitu saja, padahal masih banyak sekali orang yang kelaparan setiap harinya. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) kedua adalah menciptakan dunia yang bebas dari kelaparan pada tahun 2030. 

Namun, sejak 2015, masalah kelaparan global dan ketidakamanan pangan menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan, dipicu oleh berbagai faktor seperti adanya pandemi, konflik, perubahan iklim, dan ketimpangan yang semakin mendalam.

Urgensi Zero Hunger
Pernahkah kalian bertanya-tanya bagaimana rasanya hidup di dunia dimana tidak ada lagi anak-anak yang kelaparan? Tidak ada lagi anak yang tidur dalam keadaan lapar dan semua anak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi. Tentunya hal ini adalah impian setiap orang.

 Hal ini bukan hanya tentang makan yang cukup, namun juga mengenai akses yang adil terhadap pangan serta mendorong pertanian berkelanjutan untuk menjaga keutuhan lingkungan. Sebagai generasi muda, kita mempunyai banyak kemampuan, keunggulan, ber-ide kreatif, paham teknologi, dan menghargai hal-hal baik untuk masa depan.

Tantangan yang dihadapi dalam mencapai Zero Hunger
Dalam mencapai Zero Hunger, masih terdapat banyak sekali tantangan yang dihadapi, diantaranya sebagai berikut:

  1. Distribusi pangan yang tidak merata: Makanan tersedia, namun tidak selalu menjangkau mereka yang benar-benar membutuhkannya. Terkadang beberapa negara mengalami surplus makanan, namun di tempat lainnya banyak masyarakat yang masih kelaparan karena permasalahan infrastruktur dan distribusi.

  2. Perubahan iklim: Cuaca yang tidak dapat diprediksi dapat membuat pembangunan pertanian menjadi sulit.

  3. Kurangnya pengetahuan tentang pertanian berkelanjutan: Banyak petani yang masih belum mengetahui cara menjalankan usaha yang ramah untuk lingkungan.

  4. Sampah makanan: Hal ini masih menjadi masalah serius, khususnya di wilayah perkotaan. Masih banyak masyarakat yang menyia-nyiakan makanan tanpa berpikir panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun