"Wat, emak baru saja jual kalungmu. Suara sang kakak dengan kalimat chat di whatsapp
"Yasudah gapapa, wong toh itu juga dibuat kebutuhan". Sahutku
Usia hampir menginjak kepala enam, Empat bulan terakhir ini, bapak sudah tidak melaut lagi, jiwa masih berkeinginan untuk mencukupi kebutuhan keluarga masih terngiang dikepalanya. Disamping itu terdapat tubuh yang juga tidak bisa dibuat kompromi. Tulang, sendi, otot semua sudah merasa linu-linu.Â
Bapak saat ini disibukkan dengan kegiatan yang ada di tegalan (ngalas) tidak untuk melaut. Padahal kehidupan kami bergantung pada hasil melaut yang dirasa tidak membutuhkan modal untuk usaha, hanya saja mempersiapkan kondisi fisik yang siap. Â Ibaratnya kalau tidur, para nelayan berselimutkan dengan angin dan tidur berbantalan bantalan ombak.Â
Kami dua bersaudara
Kakak perempuanku sudah menikah dan dikaruniai 2 orang anak, sedangkan saya anak bungsu yang masih mentah dan bergantung sama orang tua.Â
Terkadang dibenakku pernah kepikiran " toh kalau saya tidak kuliah, saya pasti tidak menyusahkan orang tua." kendati demikian disemester  8 menjelang wisuda ada saja permasalahan entah itu faktor ekonomi, kedua orangtua mulai tak sejalan (mungkin karena faktor usia) dan masih ada banyak lagi.Â
Tapi paling banyak ditemukan ya karena faktor ekonomi, dibenak orang tua ia masih banyak tanggungan bayar ukt, kos, uang bulanan, dan nanti kalau acara perkawinan apalagi jika itu anak perempuan terakhir. Wuih pastinya membutuhkan biaya yang lebih-lebih.
Lagi dan lagi soal bapak..Â
Pria hebat yang sayang terhadap keluarga, kadangkala anakmu kurang perhatianmu. "ibarat kata, wes sak karep-karepmu. Pokok aku wes mergawe". Itu yang ada dibenaknya
Semester 7 harusnya aku sudah seminar proposal (sempro) tes toafl/toaefl tapi itu semua nihil.. Bak angin lalu