Mohon tunggu...
Desi Ariani
Desi Ariani Mohon Tunggu... -

untuk lebih baik...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Pun Import Ilmu

9 Juli 2011   09:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:49 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Barangkali kita bersama tak lepas dari pola-pola barang import tak terkecuali pendidikan yang di dalammnya sebagai substasi utama nya adalah ilmu. Sesungguhnya selama ini otak kita di desain seperti apa ya? Saya sendiri pun menajadi bingung.Kenapa masih banyak dalam buku-buku pelajaran yang memang bersumber dari Negara luar/barat dan seolah-olah sulit diterapkan dalam dunia nyata kita sehari-hari.Apakah pendidikan kita hanya menjadi ilusi yang ada dalam pikiran peserta didik bahkan manusia Indonesia yang hanya dijejali soal-soal yang lebih banyak produk import, sesunguhnya hal ini tidak bisa dipisahkan dari kurikulum nasional yang mana di dalam berdasarkan KTSP yang mampu memodifikasi agar tercapainya ketersesuian pada kondisi nyata dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

Namun ada kecenderungan muncul paradigma yang menyulitkan bagi para guru khususnya terkait pola pendidikan mengajar di kelas. Ada kecederungan guru malas membuat inovasi baru dalam pembelajarannya sehingga siswa berpikiran menjadi bosan dan kurang menggemari pada pelajaran itu dan lebih lagi sulit memang bagi guru untuk mengembangkan metode belajarnya sehingga sesaui konsteks peserta didik (bisa meliputi tempat, waktu, social, budaya) yang harus bisa disesuikan, namun lebih-lebih lagi pada pikiran siswa terbentuk’’ sama saja walupun ada metode bagus sekalipun, namun siswa lebih ketakutan menghadapi ujian nasional. Yang mana sekali lagi menjadi beban siswa kerana harus menelan pil pahit ilmu-ilmu produk Import.

Sebenarnya tidak ada salahnya mengimpor ilmu untuk masuk ke dalam otak-otak manusia Indonesia dan itu cukup bagus untuk dijadikan perbandingan dan melengkapi referensi bacaan untuk anak-anak Indonesia. Sayangnya masih kurang pengembangan-pengembangan yang signifikan dari ilmuan-ilmuan kita untuk melakukan sebuah kajian guna memperbahaui khasanah keilmuan yang ada pada negeri sendiri dan lebih busa disesauikan dengan kondisi masyarakat kita. Ambil contoh, ilmu politik, ilmuwan-ilmuwan lebih banyak dari barat yang agak kurang pas jika diterapkan di Indonesia dan kebanyakan dalam mengakaji suatu fenomana hanya mengacu dan prespektif barat, dengan begitu, ilmuwan Indonesia dipacu untuk mengembangkan penelitian yang memang cocok diterapkan diIndonesia sehingga nantinya dapat dijadikan acuan yang tepat dan sesaui.Dan untuk para guru yang terlibat langsung pada peserta didik hendaknya dalam pembelajaran jangan terlalu menjejalkan dan memaksakan suatu ilmu yang harus dihafal namun dimengerti dan mengarah pada pembelajaran yang konstekstual bukan lagi tekstual. Sehingga pengembangan metode pembelajaranpun diharapkan berhasil dan siswa menajadi senang untuk mengikuti pembelakaran yang disampaikan guru.

Demikianlah renungan sore hari ini.Semoga memberikan perbaikan.

Mohon maaf jika kurang berkenan di hati para pembaca.

Terimakasih dan Salam Hangat……………..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun