Mohon tunggu...
Desi Ariani
Desi Ariani Mohon Tunggu... -

untuk lebih baik...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menelisik Makna Sebuah Alunan Gending Jawa: (Yen Neng Tawang Ana Lintang) Ketika Ada Bintang di Langit

13 November 2011   21:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:42 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Apakah anda pernah mendengar lagu’Yen neng tawang ana lintang dengan gending jawa yang dibawakan oleh waljinah atau mountos? Tentu sebagaian orang atau yang memang kenal dengan musik gending jawa tersebut sangat dalam maknanya.

Ketika mendengarkan musik lantunana jawa yang dibawakan oleh waljinah itu suaasana nan syahdah ketika mendengarnya sangat terasa ketika sesorang merasakan indahnya jatuh cinta. Sungguh elok liriknya, bukan cinta yang syarat dengan nafsu dan egoisme tinggi, lagu itu mengisyaratkan bahwa ketika manusia (khususnya’’manusia jawa) dengan kelembutan dan kesopanan yang adilung menggetarkan seluruh sel-sel dalam tubuh bahkan tanpa perjumpaan pun seseorang dapat merindu sangat dalam sungguh sangat dirasakan dalam alunan musik itu.

Penggalan liriknya: ’’Yen neng tawang ana lintang, aku ngenteni sliramu, cah ayu, dengarkankah tangisan hati, menggema suara lirihnya’’ (ketika ada bintang di langit, aku menanati kedatangan mu, cantik. dengarkanlah tangisan hati, menggema suara lirihnya)

Ada kesan yang sangat anggun dan suci dalam cerita percintaan yang tersirat dari lagu tersebut. Ketika seseorang kekasihnya menunggu kedatangan sang kekasihnya yang sekian lama tak kunjung datang, hanya bisa berbicara pada bintang-bintang yang ada di langit teringat ketika janji-janji yang telah diucapakan.

Sebenarnya tak lain sama halnya cerita percintaan yang sering dialami oleh jiwa-jiwa manusia, namun yang membedakan dengan gaya musik yang ’’njawani’’ yang tata krama bahasa nya luhur. Sangat mengesanakan.

Tak kan lekang oleh waktu lagu itu.walipun tergerus arus globalisasi yang kianmenerapa yang banyak tergerus dengan musik-musik remix, lagu korea bahkan gaya-gaya ala korea (bisa rambut, lagu-lagu yang dibuat dengan model boyband, grilband dsb) ya memang tak dapat dipungkiri adakalanya kaum muda sekarang sudah menggemari lagu-lagu luar negeri ya tidak semua tentunya. Yang dengan demikian akan mudah saja tergerus keribadian bangsa Indonesia khusunya kaum muda, yang condong kebarat-batatan padahal musik-musik Indonesia akan lebih mampu menumbuhkan karakter-karakter bangsa Indonesia walupun itu musik daerah (dengan bahAsa daerahnya masing-masing) dari berbagai musik di nusantara maupun musik Indonesia (musik nasional dengan bahasa Indonesia).

Tembang jawa tersebut hanya salah satu contoh saja dengan tembang dan alat musik khas daerah tentu di seluruh nusantara ini pasti mempunyai karakteristiknya masing-masing yang tentu sangat pas ditelinga dan hati yang mendengarnya.

Mari Dengarkanlah dan Tumbuhkanlah karakter melalui musik............................

Salam. Selamat pagi..............semangat pagi...........................

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun