Mohon tunggu...
Desiana Martiza
Desiana Martiza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hi, I'm a Communication Science student

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Skincare Bermerkuri: Mengapa Risiko Masih Diabaikan?

12 Desember 2024   03:00 Diperbarui: 12 Desember 2024   00:39 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.jectnyc.com

Produk skincare sering menjadi andalan banyak orang untuk mendapatkan kulit yang sehat dan cerah. Beberapa produk skincare di pasaran masih mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, meskipun penggunaannya telah dilarang. Merkuri sering kali disalahgunakan sebagai bahan utama dalam produk pemutih wajah karena kemampuannya memberikan efek cerah dengan cepat.

Namun, di balik hasil instan tersebut, dampak negatif dari penggunaan merkuri jauh lebih besar dan berbahaya dibandingkan manfaat jangka pendek yang ditawarkan. Keputusan untuk menggunakan bahan ini sering kali didorong oleh keinginan konsumen untuk hasil cepat tanpa mempertimbangkan risiko kesehatan yang serius.

  1. Iritasi Kulit

Merkuri dapat menyebabkan kemerahan, gatal, ruam, dan peradangan pada kulit. Pada beberapa kasus, iritasi ini bisa berkembang menjadi infeksi jika tidak ditangani dengan baik.

  1. Perubahan Warna Kulit

Selain memberikan efek putih sementara, merkuri dapat menyebabkan hiperpigmentasi atau bercak hitam yang permanen. Kondisi ini sering terjadi setelah penggunaan merkuri dalam jangka waktu lama.

  1. Kerusakan Lapisan Kulit

Merkuri dapat merusak lapisan pelindung kulit, menyebabkan kulit menjadi lebih tipis, rapuh, dan mudah terluka. Kondisi ini juga membuat kulit lebih rentan terhadap infeksi, iritasi, dan paparan sinar UV yang berbahaya.

  1. Gangguan kesehatan

Penggunaan merkuri dengan dosis tinggi juga dapat berdampak pada gangguan kesehatan. Merkuri dapat diserap melalui kulit dan masuk ke dalam aliran darah, sehingga dapat menyebar ke organ-organ lain seperti ginjal, hati, dan otak. 

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Healthy Selengkapnya
    Lihat Healthy Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun