Madzhab Alternatif Kritis atau bisa dikatakan madzhab urutan ketiga, Madzhab Alternatif Kritis ini adalah Madzhab yang mengkritik dua Madzhab sebelumnya. Madzhab yang pertama yaitu Madzhab Iqtishaduna dan Madzhab yang kedua yaitu Madzhab Mainstream. Madzhab Alternatif Kritis mengkritik Madzhab Iqtishaduna bahwa Madzhab ini adalah madzhab yang selalu berusaha untuk menemukan sesuatu yang baru tetapi sebenarnya penemuan tersebut sudah pernah ditemukan oleh orang lain.
Madzhab Iqtishaduna ini menghancurkan sebuah teori yang sudah ada sejak lama, untuk diganti dengan sebuah teori yang baru dan sebenarnya teori barunya tersebut sebagian sudah pernah ditemukan. Kemudian Madzhab Alternatif Kritis juga mengkritik madzhab yang kedua yaitu Madzhab Mainstream bahwa madzhab ini meniru dan mencontoh ekonomi konvensional dengan cara menghapus serta menghilangkan variabel-variabel riba dan memecahkan serta memisahkan variabel Riba beserta niatnya.Â
Madzhab alternatif Kritis ini adalah Madzhab yang kritis dan berpendapat bahwa analisis atau percobaan kritis bukan hanya dilakukan terhadap ekonomi konvensional yang telah ada saja, melainkan ada juga di ekonomi islam itu sendiri, karena ekonomi islam ini muncul sebagai tafsiran umat manusia terhadap al-Quran dan as-sunnah dimana tafsiran itu sendiri bersifat salah, dan setiap manusia memiliki tafsiran yang berbeda pula. Bahwasanya teori-teori tersebut di telitii terlebih dahulu kebenarnya dan kepastianya agar supaya ekonomi islam ini timbul sebagai rahmat seluruh alam (rahmatan lil alamin).
Madzhab Alternatif Kritis juga mengkritisi pemikiran-pemikiran ekonomi islam kontemporer yang selalu dan senatiasa menyebut kelemahan-kelemahan dengan banyak serta mempertundingkan dengan sejarah pada masa lampau atau pengalaman masa lalu. Sebagai contoh ekonomi Muslim yang menilai bahwa norma-norma perilaku seseorang dipandu oleh Al-quran dan Al-Hadis. Norma ini seperti gaji harus adil (fair), keuntungan (profit) yang diambil seorang muslim harus normal, menurut beliau semua ini bersifat anbigu. (Karim,Adiwarman.2008:30)
Tokoh-tokoh Madzhab ini adalah Timur Kuran lahir pada tahun 1954 di New York, ayahnya adalah seorang dosen universitas teknis di Timur Tengah. Ketika ia masih remaja, ia dan keluarganya pindah ke Instanbul. Ia tinggal di dekat kampus universitas bogasici,Timur Kuran mendapatkan pendidikan smp di Turki, kemudian lulus di Universitas Robert di Instanbul tahun 1973, kemudian ia belajar ilmu ekonomi di princeton Univercity, kemudian ia menjadi sarjana dengan prestasi yang sangat baik pada angkatan 1977. Kemudian ia melanjutkan studynya di Stanford Univercity untuk mendapatkan gelar doktor dibidang ekonomi. Kuran juga menulis tentang islam di Timur Tengah dengan fokus awal di kontemporer untuk menstrukturi ekonomi sesuai ajaran islam. Sejak pertengahan 1990an ia telah mengalihkan perhatianya terhadap teka-teki Timur Tengah, yang pernah memiliki awalan hidup yang tinggi dengan standar ekonomi.
Madzhab Alternatif Kritis berpendapat bahwasanya percobaan analisis kritisnya bukan hanya dilakukan terhadap kapitalisme dan sosialisme, akan tetapi juga terhadap ekonomi islam, madzhab ini yakin bahwa Islam adalah yang benar tetapi ekonomi islam belum tentu benar karena ekonomi islam merupakan tafsiran manusia terhadap AL-quran dan As-sunnah. Pemikiran tentang ekonomi islam pada saat ini cukup berkembang. Percobaan analisis dalam analisis konsekuensi dan sistem ekonomi islam mendapat pernyataan positif mengenai kehidupan ekonomi.
Kategori pertama dalam kontributor ini antara lain adalah para ahli-ahli ekonomi konvensional yang menguasai ilmu syariah, dan umumnya para ahli ekonomi ini menggunakan perangkat analisis yang biasa ada dalam ekonomi konvensional. Akhir-akhir ini ada juga para ahli tokoh ekonomi non muslim yang mengkaji ekonomi islam beliau adalah Badal Mukerji dalam karyanya "A Micro Model of the Islamic Tax System". (Aravik, Hafis.2017:12)
Madzhab ini sering digunakan karena Madzhab ini adalah Madzhab yang paling realitis dan pada beberapa sektor sudah dapat menemukan teori baru. Selain itu, ada beberapa alasan yang diajukan yaitu: pertama, tidak ada suatu cabang ilmu yang hadir tanpa ada keterkaitan dengan displin ilmu yang sudah dikembangkam pada masa sebelumnya. Kedua, pondasi rancangan pembangunan ekonomi islam saat ini sepenuhnya masih belum kokoh dengan berbagai ekonomi konvensional. Ketiga, kritikan yang diarahkan kepada Madzhab Mainstream bahwasanya hanya sebagai produk peniru neo-klasik.
Di indonesia ekonomi islam dikenal sebagai ekonomi syariah dan berkembang di era 1990an, ketika era Orde Baru ramah kepada indonesia. Kegagalan total para pendukung ekonomi islam membuat dua dasar klaim. Bahwa tatanan kapalitas yang diberlakukan telah gagal dan islam menawarkan penawarnya. Kemudian prof Kuran menilai pernyataan terakhir ini ia memberikan perhatian yang begitu kuat untuk memahami fungsi yang sebenarnya dari ekonomi islam, dengan menfokuskan pada tiga tuntunan utama yaitu: bahwa ia telah menghapus bunga atas uang, Â mencapai kesetaraan ekonomi dan membangun etika bisnis yang luar biasa. Tetapi pada ketiga tuntunan itu prof kuran menemukan kegagalan.
Tidak ada satupun tempat yang bisa menghapuskan riba dari transaksi ekonomi, tidak adanya satu tempat islamisasi ekonomi yang mendapatkan dukungan dari massa. Teknik-teknik seperti ijarah, mudharabah, musyarakah, dan murabahah semua itu melibatkan pembayaran mengandung unsur riba secara terselubung. Bank yang mengaku bank islam pun tak lebih hanya sekedar lembaga keuangan konvesional ketimbang sesuatu yang berasal dari warisan islam. Dan hampir tidak ada sekalipun bank islam dalam perbankan ini.
Ekonomi islam lebih mengedepankan pemikiran anti modern yang berkembang diseluruh islam. Bagi Timur Kuran ini cocok untuk pertumbuha lingkungan kondusif yang  militansi islam, selain itu timur kuran berpendapat bahwa bukan hanya sistem sosial dan kapatilasme yang mendapat kritik dan analisa. Tetapi aliran ini berpendapat bahwa islam agama yang benar dan mutlak tetapi pemikiran ekonomi islam adalah dua hal yang berbeda. Maka, pemikiran ekonomi islam juga harus kritisi. Timur Kuran menulis berbagai artikel pada tahun 1990an, itu menunjukan bahwa bank islam atau perbankan islam begitu menguntungkan, dan mereka tetap mengambil dan memberi bungan dengan cara memperlihatkan sebagai pendapatan atas resiko. Maka menurut Kuran, perbankan islam hanya simbol saja, untuk memberikan kesan yang baik pada gerakan islamisme.