stunting yang siap mengintai generasi mudanya. Namun, semangat juang tak pernah padam. Mahasiswa KKN Universitas Ngudi Waluyo, sebanyak 240 orang dari berbagai disiplin ilmu, bertekad untuk membangun benteng peradaban melawan stunting.Program KKN di Kabupaten Semarang ini difokuskan pada upaya penurunan angka stunting. Dengan semangat membara, para mahasiswa terjun langsung ke masyarakat, membawa misi mulia untuk menciptakan generasi emas yang sehat dan cerdas.Prof. Dr. Subyantoro  Rektor Universitas Ngudi Waluyo, menyatakan, "Upaya penurunan stunting di Kabupaten Semarang ini sejalan dengan visi misi Universitas Ngudi Waluyo untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Kami percaya bahwa dengan sinergi yang kuat antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat, kita dapat mewujudkan generasi emas yang bebas dari stunting."Bupati Kabupaten Semarang, Bapak H. Ngesti Nugraha  dalam kesempatan terpisah, menyampaikan optimismenya, "Kabupaten Semarang berkomitmen untuk mencapai target zero stunting pada tahun 2024. Dengan adanya program KKN ini, kami semakin yakin bahwa target tersebut dapat kita raih. Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, kita harus bergerak bersama-sama untuk mengatasi masalah ini."Posyandu Remaja Kopeng hadir sebagai jawaban atas tantangan tersebut. Program ini menawarkan beragam kegiatan menarik dan edukatif, seperti: Desa Kopeng, Kabupaten Semarang -- Di balik pesona alam yang memukau, Desa Kopeng menyimpan sebuah tantangan besar: ancaman
* Penyuluhan tentang Pernikahan Dini dan Stunting: Kegiatan edukasi ini telah dilaksanakan secara intensif dan memberikan pemahaman yang komprehensif kepada remaja tentang hubungan antara pernikahan dini dengan risiko stunting pada anak, serta pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang tepat.
* Penyuluhan tentang Napza, dan Hipertensi: Penyuluhan-penyuluhan ini telah dilaksanakan dan berhasil meningkatkan kesadaran remaja tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan bahaya penyakit tidak menular.
* Pengecekan Kesehatan Gratis: Pemeriksaan kesehatan gratis telah dilakukan dan membantu mendeteksi dini masalah kesehatan pada remaja.
* Pelatihan Penggunaan Alat Kesehatan: Pelatihan ini telah diberikan kepada remaja dan kader kesehatan sehingga mereka lebih percaya diri dalam menggunakan alat kesehatan.
* Pembentukan Kader Remaja: Kader-kader remaja telah dibentuk dan siap menjadi agen perubahan di lingkungannya.
Â
Testimoni:
* Inosensius, Ketua Kelompok KKN: "Melalui program Posyandu Remaja Kopeng, kami ingin memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya remaja. Kami berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk peduli terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat."
* Deshinta, Prodi S1 Keperawatan, Penyuluh: "Dalam penyuluhan tentang pernikahan dini dan stunting, kami menekankan pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang tepat agar ibu hamil memiliki kondisi kesehatan yang baik dan bayi yang lahir dapat tumbuh kembang dengan optimal."
Ketua LPPM Universitas Ngudi Waluyo, Bapak Dr. Priyanto menilai bahwa program KKN ini merupakan wujud nyata dari pengabdian masyarakat. "Mahasiswa tidak hanya belajar teori di kampus, tetapi juga langsung mengaplikasikan ilmunya untuk memecahkan masalah sosial yang ada di masyarakat. Program ini juga menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia."
Dengan semangat gotong royong dan inovasi yang tak pernah berhenti, mahasiswa KKN Universitas Ngudi Waluyo yakin dapat menciptakan perubahan nyata di Desa Kopeng. Semoga upaya kita bersama ini dapat menginspirasi daerah lain untuk turut serta dalam perang melawan stunting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H