Mohon tunggu...
Deshinta Adelia Arisna Putri
Deshinta Adelia Arisna Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Ngudi Waluyo

saya Adalah adalah mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan di Universitas Ngudi Waluyo.Aktif dalam kegiatan akademik dan sosial. Selain menimba ilmu, saya juga terlibat dalam proyek pengabdian masyarakat dan penyuluhan kesehatan. Sebagai calon perawat saya berkomitmen untuk berkontribusi dalam peningkatan kualitas kesehatan di tempat saya melakukan proyek pengabdian masyarakat (Kuliah Kerja Nyata)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Posyandu Remaja Desa Kopeng : Benteng Peradaban Ancaman Stunting di Negeri Wisata

26 Agustus 2024   15:59 Diperbarui: 26 Agustus 2024   16:34 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
deshinta,Kasiran Kopeng ,27 juli 2024

Desa Kopeng, Kabupaten Semarang -- Di balik pesona alam yang memukau, Desa Kopeng menyimpan sebuah tantangan besar: ancaman stunting yang siap mengintai generasi mudanya. Namun, semangat juang tak pernah padam. Mahasiswa KKN Universitas Ngudi Waluyo, sebanyak 240 orang dari berbagai disiplin ilmu, bertekad untuk membangun benteng peradaban melawan stunting.Program KKN di Kabupaten Semarang ini difokuskan pada upaya penurunan angka stunting. Dengan semangat membara, para mahasiswa terjun langsung ke masyarakat, membawa misi mulia untuk menciptakan generasi emas yang sehat dan cerdas.Prof. Dr. Subyantoro  Rektor Universitas Ngudi Waluyo, menyatakan, "Upaya penurunan stunting di Kabupaten Semarang ini sejalan dengan visi misi Universitas Ngudi Waluyo untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Kami percaya bahwa dengan sinergi yang kuat antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat, kita dapat mewujudkan generasi emas yang bebas dari stunting."Bupati Kabupaten Semarang, Bapak H. Ngesti Nugraha  dalam kesempatan terpisah, menyampaikan optimismenya, "Kabupaten Semarang berkomitmen untuk mencapai target zero stunting pada tahun 2024. Dengan adanya program KKN ini, kami semakin yakin bahwa target tersebut dapat kita raih. Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, kita harus bergerak bersama-sama untuk mengatasi masalah ini."Posyandu Remaja Kopeng hadir sebagai jawaban atas tantangan tersebut. Program ini menawarkan beragam kegiatan menarik dan edukatif, seperti:

* Penyuluhan tentang Pernikahan Dini dan Stunting: Kegiatan edukasi ini telah dilaksanakan secara intensif dan memberikan pemahaman yang komprehensif kepada remaja tentang hubungan antara pernikahan dini dengan risiko stunting pada anak, serta pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang tepat.
* Penyuluhan tentang Napza, dan Hipertensi: Penyuluhan-penyuluhan ini telah dilaksanakan dan berhasil meningkatkan kesadaran remaja tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan bahaya penyakit tidak menular.
* Pengecekan Kesehatan Gratis: Pemeriksaan kesehatan gratis telah dilakukan dan membantu mendeteksi dini masalah kesehatan pada remaja.
* Pelatihan Penggunaan Alat Kesehatan: Pelatihan ini telah diberikan kepada remaja dan kader kesehatan sehingga mereka lebih percaya diri dalam menggunakan alat kesehatan.
* Pembentukan Kader Remaja: Kader-kader remaja telah dibentuk dan siap menjadi agen perubahan di lingkungannya.
 
Testimoni:
* Inosensius, Ketua Kelompok KKN: "Melalui program Posyandu Remaja Kopeng, kami ingin memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya remaja. Kami berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk peduli terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat."
* Deshinta, Prodi S1 Keperawatan, Penyuluh: "Dalam penyuluhan tentang pernikahan dini dan stunting, kami menekankan pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang tepat agar ibu hamil memiliki kondisi kesehatan yang baik dan bayi yang lahir dapat tumbuh kembang dengan optimal."
Ketua LPPM Universitas Ngudi Waluyo, Bapak Dr. Priyanto menilai bahwa program KKN ini merupakan wujud nyata dari pengabdian masyarakat. "Mahasiswa tidak hanya belajar teori di kampus, tetapi juga langsung mengaplikasikan ilmunya untuk memecahkan masalah sosial yang ada di masyarakat. Program ini juga menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia."
Dengan semangat gotong royong dan inovasi yang tak pernah berhenti, mahasiswa KKN Universitas Ngudi Waluyo yakin dapat menciptakan perubahan nyata di Desa Kopeng. Semoga upaya kita bersama ini dapat menginspirasi daerah lain untuk turut serta dalam perang melawan stunting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun