Dalam sorotan zaman yang sering kali dikuasai oleh polarisasi dan konflik, momentum untuk meresapi semangat anti intoleransi menjadi semakin mendesak. Kita hidup di tengah-tengah dunia yang semakin terhubung, dan dengan itu, penting bagi kita untuk merayakan perbedaan sebagai aset, bukan sebagai pemisah. Anti intoleransi tidak sekadar merupakan sikap, tetapi sebuah perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam dan penerimaan terhadap keberagaman.
Toleransi adalah kunci untuk membuka pintu ke dunia yang lebih inklusif. Anti intoleransi mendorong kita untuk menghilangkan batas yang mungkin telah terbentuk di dalam pikiran kita, batas yang memisahkan "kita" dan "mereka". Kita diminta untuk melihat luar dari kotak pandang yang sempit dan menyadari bahwa setiap orang, dengan latar belakang dan keyakinannya yang unik, memiliki nilai yang sama sebagai bagian dari kemanusiaan.
Mengatasi intoleransi memerlukan ketidaksetujuan terhadap ketidakadilan. Ini memerlukan keberanian untuk bersuara melawan diskriminasi, baik yang terjadi di tingkat pribadi maupun sistemik. Anti intoleransi bukanlah sekadar penolakan terhadap perbedaan, tetapi juga penolakan terhadap ketidaksetaraan yang dapat merugikan satu kelompok tertentu. Pendidikan memegang peran penting dalam merintis jalan menuju anti intoleransi. Melalui pendidikan, kita dapat membuka wawasan, memahami sejarah setiap kelompok, dan mengajarkan generasi mendatang untuk menghargai keberagaman. Ini adalah langkah penting dalam mencegah stereotip dan prasangka yang mungkin muncul dari ketidaktahuan.
Masyarakat yang menganut sikap anti intoleransi harus mampu memahami bahwa keragaman bukanlah ancaman, melainkan sumber kekuatan. Dalam melibatkan dialog antar kelompok, kita dapat menemukan bahwa ada lebih banyak kesamaan di antara kita daripada perbedaan. Anti intoleransi adalah panggilan untuk melibatkan diri dalam diskusi yang memperkaya, bukan membatasi.
Menurut data yang kami peroleh dari wawancara atau angket kepada masyarakat ada sekitar 121 responden yang menyampaikan pendapatnya, kebanyakan dari mereka berusia 19-20 tahun dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa masih terdapat beberapa orang yang tidak mengetahui oknum intoleransi di Indonesia. Selanjutnya ada beberapa orang yang merasa bahwa orang yang melakukan intoleransi tersebut tidak perlu diberi hukuman yang sesuai dengan undang-undang.Â
Hal ini menandakan bahwa masih banyak masyarakat di indonesia yang belum mengetahui apa itu anti intoleransi dan apa dampaknya dari anti intoleransi ini. Masyarakat Indonesia membutuhkan kampanye atau edukasi tentang anti intoleransi ini yang berguna untuk menjaga satu dan kesatuan Indonesia.Â
Intoleransi dalam masyarakat dapat memiliki berbagai dampak yang dapat merugikan baik secara individual maupun bersama-sama Dampaknya termasuk perpecahan bangsa dan rusaknya kerukunan, konflik sosial antar umat, ancaman terhadap eksistensi dasar negara, dan membatasi kebebasan individu, baik itu dalam ekspresi pendapat, agama, atau gaya hidup.
Untuk mengatasi dampak dari intoleransi tersebut masyarakat harus mulai melakukan perubahan nyata yang dimulai dari tindakan sehari-hari. Setiap orang dapat berkontribusi pada anti intoleransi melalui sikap terbuka, mendengarkan tanpa prasangka, dan menantang stereotip yang tidak adil. Hal ini melibatkan membuka ruang untuk semua suara, tanpa memandang latar belakang atau identitas.
Seorang pemimpin yang berkomitmen terhadap anti intoleransi memegang peranan sentral dalam merancang jalan menuju masyarakat yang lebih inklusif. Pemimpin yang memimpin dengan contoh, membela hak-hak setiap individu, dan menolak retorika yang memecah belah, dapat membentuk arah positif dalam mengatasi intoleransi.
Anti intoleransi bukan hanya tentang memerangi ketidakadilan, tetapi juga tentang membangun jembatan antara kelompok-kelompok yang mungkin merasa terasingkan. Ini adalah upaya kolektif untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, setara, dan harmonis. Melalui sikap anti intoleransi, kita dapat mengukuhkan kembali fondasi kemanusiaan kita, mendukung keterbukaan, dan merayakan keberagaman sebagai kekayaan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H