Mohon tunggu...
Desfa IndahKurnia
Desfa IndahKurnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa SV IPB

Annyeonghaseo !! I'm Desfa Indah Kurnia Ceftiani from Vocational School IPB. Just a regular College Student who loves to Write a Story, Dance, Anime, and anything awesome. I have a lot of Anime Crushes, one of my most beloved one is Bakugou Katsuki. Thank you so much guys for read my article, stay tuned for my next write. See you soon!! Sara ni Mukoe PLUS ULTRA !!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Kenaikan Harga Bahan Pokok di Bulan Ramadhan dan Sebelum Bulan Ramadhan di Pasar Babakan Madang

15 Maret 2023   00:52 Diperbarui: 15 Maret 2023   01:55 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar:https://drive.google.com/drive/folders/10L7_Q8lrJP_ptOxOJWNrcbsG-yvEGXFV?usp=share_link

Menjelang bulan Ramadhan, mulai muncul desas desus akan adanya kenaikan harga dari bahan-bahan pokok kebutuhan sehari-hari. Pasar yang menjadi tempat penyedia segala barang-barang kebutuhan rumah tangga contohnya di Pasar Babakan Madang pada salah satu toko penjual sembako yang bersebelahan dengan toko Sinar Jaya Mandiri, pemilik toko sembako tersebut bernama Ahyar (59). 

Seperti yang kita tahu , fenomena kenaikan harga bahan-bahan kebutuhan pokok adalah hal yang sering terjadi, baik itu sebelum Bulan Ramadhan ataupun saat Bulan Ramadhan berlangsung apalagi pasca pandemi covid-19 pada tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut telah menjadi sebuah hal yang biasa terutama bagi seorang pedagang ataupun pemilik dari toko sembako. 

"Sebenarnya sih, selama ini jangankan bulan ramadhan sebelum bulan ramadhan aja harga sudah bergerak melambung jauh tinggi, sementara daya beli sepertinya belum Ramadhan aja sudah berkurang, jadi kemampuan masyarakatnya itu boleh dikatakan menjauh dari kecukupan yang seharusnya mereka dapatkan. Contoh, misalnya biasanya mereka bisa beli minyak 1 liter untuk satu minggu, sekarang mungkin mereka harus lebih berhemat cuman bisa beli setengah liter, salah satu contohnya seperti itu. 

Kemudian dengan sayuran apalagi di musim hujan seperti sekarang ini itu harga jauh melambung yang biasanya, harga cabe cuma 30-40 ribu per kilogram, sekarang sudah mencapai 60-70 ribu per kilogram. Seperti itu salah satu contohnya. ujar Ahyar dalam wawancara langsung mengenai pendapatnya tentang fenomena kenaikan harga bahan-bahan pokok , Minggu (5/3/2023). 

Tentu saja dalam hal kenaikan harga bahan pokok ini akan berpengaruh kepada jumlah konsumen yang akan membeli bahan-bahan pokok sehari-hari, menurut Ahyar (59) selaku pedagang juga pemilik dari toko sembako penyedia kebutuhan sehari-hari ini, kemampuan daya beli konsumen itu semakin berkurang dari sebelum Covid-19, sebabnya banyaknya pengangguran dikarenakan PHK dan tidak mempunyai pekerjaan tetap.

 Apalagi di daerah Madang itu banyak sekali karena mereka hanya mengandalkan hasil dari proyek pembangunan yang pada saat itu dan juga sekarang berhenti dan mereka pun berhenti bekerja dan proyek tersebut berhenti beroperasi sehingga pemasukan mereka tidak ada. Hal tersebutlah yang membuat mereka kesulitan untuk membeli bahan-bahan pokok sehingga membuat kemampuan daya beli konsumen menurun. Sedangkan pengaruh untuk supplier sendiri, itu tidak akan terpengaruh terlalu banyak, karena mereka merupakan pemodal besar dari perusahaan-perusahaan besar, jadi mereka tidak akan mengalami kesulitan dalam memasok barang-barang ke pedagang. 

"Kalau pemasok sih, sepertinya enggak karena pemasok kan pemodal besar dari pabrikan dari supplier-supplier besar, jadi seperti itu", tutur Ahyar (59) selaku pemilik dari toko sembako tersebut. 

Ahyar (59) menuturkan tentang cara-caranya menghadapi fenomena kenaikan harga bahan-bahan pokok, yang dimulai dari mencari barang-barang untuk tokonya dengan harga dan kualitas yang sama dengan harga lebih miring dengan mencari barang tersebut ke pemasok atau supplier lain dari biasanya. Dan yang terpenting ialah berusaha untuk menekan harga jual agar konsumen lebih tertarik. 

"Kalau bisa disampaikan pemerintah, jika tidak disampaikan, maka mereka tidak akan tahu kehidupan warga kelas bawah yang sangat memprihatinkan" ucap Ahyar (59) sebagai penutup berita ini, Minggu (5/3/2023)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun