Mohon tunggu...
Desca Komala
Desca Komala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa IAIN Metro

Selanjutnya

Tutup

Diary

Aku Perempuan Tunggal Penuh Harapan Orang Tua

14 Juni 2024   20:48 Diperbarui: 14 Juni 2024   21:31 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kalau kata orang menjadi anak tunggal adalah sebuah keberuntungan karena hidupnya selalu dipenuhi  dengan kasih sayang  dan perhatian yang penuh dari orang tua tanpa khawatir pilih kasih. Ya! itu memang benar tetapi hal itu justru menjadi kecemasan anak tunggal karena semakin di cintai semakin besar takut mengecewakan. Aku lah yang harus mewujudkan cita-cita orang tua, Jika bukan aku siapa lagi?. Pundaknya menaruh banyak ekspetasi dan itu sangat melelahkan. 

Bahkan saat aku merasa lelah pun aku harus terlihat tetap tegar dihadapan banyak orang. Tanpa bantuan siapapun aku harus bangkit dengan kaki ku sendiri dan harus tetap melanjutkan perjuangan. Walaupun terkadang setiap malam, aku harus bertarung dengan pikiran dan jiwa raga di ruang kecil yang penuh dengan kenyamanan dan tanpa aku sadari air mataku jatuh membasahi pipiku. Itu sudah menjadi hal biasa yang aku rasakan. Orang lain tidak akan tau rasanya tumbuh dewasa dengan meyimpan serinu masalah dan beban sendirian. Hanya diriku sendirilah yang bisa merasakan. Aku selau berfikir untuk menyerah tapi harapan keluargalah yang menjadi penghalang untuk menyerah.

Menjadi anak tunggal adalah banyak keinginan anak diluar sana. Padahal rasanya selalu dihantui dengan rasa kesepian walaupun aku diluar sana memiliki banyak teman tetapi rasa ingin memiliki saudara untuk rasa ingin berbagi pun selalu ada. Belum lagi ada masalah keluarga akulah yang akan memikul beban itu sendiri. Dan pastinya dituntut untuk bisa apa-apa sendiri. Aku selalu mencoba bertahan dalam kesendirian yang tidak punya saudara untuk di ajak bertukar cerita. 

Ingin sekali rasaya aku memeluk sesorang sambil mengatakan "aku tidak sekuat itu" , "aku sebenarnya  tidak seberani itu". Tapi mau gimana lagi keadaanku memaksa untuk terlihat baik-baik saja dihadapkan banyak orang. Hal yang sering dipikirkan ketika aku butuh bantuan dan tidak ada seorang pun yang bisa membantu rasa itu datang ketika punya banyak tugas disekolah, ingin rasanya meminta bantuan kepada kakak. Dan ingin sekali memilik seorang adik untuk bisa diajak bersenang-senang ketika aku merasa kesepian. aku berfikir dengan memiliki seorang  adik hidupku akan lebih berwarna.

Aku tidak meyalahkan takdir jadi anak tunggal tapi aku tidak mempunyai keinginan menjadi anak tunggal, aku juga ingin merasakan punya kakak, aku juga ingin dilindungi aku juga ingin selalu ditanya keadaanku "bagaimana harimu hari ini?", aku juga ingin dimanja.
Tapi, sekarang aku sudah mempunyai prinsip menjadi anak tunggal bahunya harus sekuat baja, hatinya harus setegar karang, telinganya harus siap mendengar cemooh orang lain, kesabarannya harus seluas samudra, bukan menambah beban harus kuat berdiri sendiri ketika terpuruk, dan tidak boleh manja.


Peluk hangat untuk semua anak tunggal yang apa-apa harus sendiri dan menjadi satu-satunya harapan orangtua, tumbuh dewasa dengan menyimpan beban sendirian. Semoga bahu nya semakin kuat ya, ingat support Systeam kita hanya diri kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun