Mohon tunggu...
Dede Satya
Dede Satya Mohon Tunggu... -

kebebasan, kesetaraan, dan keadilan bukanlah sebuah wacana, melainkan perjuangan dalam bentuk aksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Salah Arah tentang Anarkisme

21 Maret 2011   14:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:35 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anarkisme, yaitu sebuah pemahaman yang mempercayai bahwa negara, pemerintah dengan otoritasnya adalah lembaga-lembaga yang hanya akan menumbuhsuburkan penindasan terdahap kehidupan. Maka dari itu negara beserta perangkat-perangkatnya harus dimusnahkan. Anarki bertujuan untuk menciptakan masyarakat tanpa hirarki, karena dipercayai hirarki hanya akan menciptakan kekuasaan, dan kekuasaan akan melahirkan penindasan. Dalam pemahamannya, anarkisme banyak dikutip oleh berbagai media (terutama di Indoneisa) sebagai aksi kekerasan, namun hal ini sepenuhnya salah. Penganut anarkis adalah orang-orang yang mencintai kebebasan, menjunjung tinggi keadilan dan kesetaraan, serta cinta damai, tapi memang seorang anarkis dapat menggunakan cara-cara kekerasan demi mengaspirasikan haknya, hal itu dilakukan sebagai cara terakhir untuk melawan negara, ketika para kaum borjuis telah menerapkan kekuasaan fasistik dalam menjalankan kekuasaannya.

Apabila kaum anarkis kebebasannya terbelenggu maka disitulah mereka akan bertindak, berdasarkan teori alam, setiap adanya suatu aksi maka akan timbul suatu reaksi yang sama atau bertentangan. Tapi kaum anarkis tidak hanya melakukan cara kekerasan, ada juga yang menerapkan cara-cara yang lebih damai atau lebih dikenal dengan istilah anarkis-pasifisme. Yang mengaspirasikan diri mereka melalui karangan bunga, puisi, lagu-lagu dan aksi non-kekerasan lainnya seperti yang dilakukan oleh Mahatma Gandhi yang menentang pemerintahan Inggris guna mendapatkan kemerdekaannya. Lantas mengapa pada jaman sekarang ini paham anarkis sering disebut sebagai istilah yang identik dengan aksi kekerasan?

Pergeseran makna ini telah terjadi bertahun-tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1886 di Chicago. Dimana pada saat itu terjadi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh para kaum buruh menuntut pemerintah Amerika untuk menerapkan jam kerja standar pekerja, yaitu 8 jam. Saat itu memang Chicago adalah pusat dari gerakan anarkis di Amerika sehingga gerakan mogok buruh dimobilisasi oleh mereka. Demo yang dimulai pada tanggal 1 Mei 1886 berlanjut terus dan berlangsung damai sampai tanggal 3 Mei. Tapi pada tanggal 3 mei terjadi keributan antara kaum buruh dengan kepolisian Chicago. Entah kenapa, polisi Chicago menembaki para demonstran, ada minimal 6 buruh meninggal dunia ditembus peluru pada saat itu. Akibat dari peristiwa tersebut, kaum anarkis Chicago bereaksi dengan menyebarkan selebaran yang mengajak segenap kaum buruh untuk turun ke plaza Heymarket keesokan harinya, yang peristiwa itu dikenal sebagai Haymarket Riot.

Demonstasi yang dilakukan esok harinya oleh kaum anarkis dan buruh dimulai dengan damai. Seorang anarkis, August Spies tampil sebagai pembicara pertama. Sampai  pembicara terakhir pun, demonstrasi tetap berlangsung damai, tapi entah darimana tiba-tiba ada bom molotov melayang ke arah polisi. Akibatnya, polisi lansung menembaki kaum buruh di Hymarket. Puluhan polisi menderita luka-luka dan minimal 8 dari mereka meninggal dunia. Kebanyan dari penderita luka akibat tembakan pistol.

Setelah kerusuhan tersebut, 8 anarkis Chicago termasuk Spies ditangkap  atas  tuduhan pembunuhan. Lalu dimulailah proses pengadilan atas para anarkis itu, yang komposisi juri pengadilan terdiri atas para kaum kapitalis; pengusaha, rekan-rekan mereka, serta kerabat polisi. Tentu proses pengadilan yang penuh kongkalikong bukan? Bahkan sebelum pengadilan dimulai, negara tidak bisa menghadirkan bukti solid yang menunjukkan bahwa bom dilempar oleh kaum demonstran, dan begitu miris ketika hanya 3 dari 8 anarkis yang hadir pada saat demonstrasi, serta pengadilan tidak bisa membuktikan bahwa adanya pidato yang bertujuan memprovokasi yang dikemukakan oleh mereka kepada kaum demonstran.

Pada tanggal 19 Agustus 1886, 7 anarkis termasuk spies divonis hukuman gantung, dan seorang diantaranya dihukum penjara 15 tahun. Tapi setelah mendapat tekanan dari dunia internasional, maka 2 dari 7 anarkis diberi pengampunan dan hanya divonis penjara seumur hidup. Karena tidak rela dirinya dibunuh oleh negara, salah seorang yang masih harus dihukum mati melakukan bunuh diri di dalam penjara.

11 November 1887; Spies dihukum gantung bersama 3 anarkis lainnya, sekitar 600.000 buruh menghadiri pemakaman mereka yang telah dibunuh oleh negara. Setelah 6 tahun lamanya, negara dengan suci mengakui kesalahan mereka dalam mengeksekusi para anarkis. Hari itu, gubernur Chicago membebaskan 3 anarkis yang tersisa karena mereka tidak bersalah atas kerusuhan Haymarket. Penyelidikan-penyelidikan selanjutnya juga menunjukkan bukti bahwa bom di Haymarket justru dilempar oleh agen polisi yang menyusup di antara  para buruh.

Warisan dari gerakan buruh Amerika, khusunya Chicago, yang  lebih dari 1 abad yang lalu itulah yang selalu kita peringati sebagai May Day atau Hari Buruh.

Sejak saat itulah anarkisme identik dengan kekerasan. Media-media mainstream di Amerika, yang dikuasai oleh kaum kapitalis, langsung gencar mengkampanyekan anarkisme identik dengan pengeboman di Haymarket. Pemahaman anarkisme yang menjadi suatu hal yang sama sekali salah arah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun