Mohon tunggu...
desasumberwaru
desasumberwaru Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa KKN Tematik 19

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN Tematik Kelompok 19 Membantu Merebranding UMKM Warga Sumberwaru Pasca Covid 19

6 Agustus 2022   17:06 Diperbarui: 6 Agustus 2022   17:08 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usaha mikro,  kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Perhatian tinggi yang diberikan kepada para pelaku UMKM tersebut tidak lain sebagai wujud pemerintah dalam menyangga ekonomi rakyat kecil. Untuk itu mahasiswa KKN Tematik  Universitas Muhammadiyah Jember memberikan perhatian dan membantu para pelaku UMKM di dusun Krajan desa Sumberwaru. Salah satu UMKM di dusun Krajan desa Sumberwaru adalah kripik singkong.

Kripik adalah sejenis makanan ringan berupa irisan dari ubi-ubian, buah buahan, atau sayuran yang digoreng dalam minyak nabati untuk menghasilkan rasa yang gurih dan renyah biasanya dicampur dengan adonan tepung yang diberi bumbu rempah tertentu. Secara umum kripik dibuat melalui penjemuran, atau pengeringan. Kripik dapat berasa dominan asin, pedas, manis, asam, gurih, atau paduan dari ke semuanya.

Kripik singkong merupakan salah satu produk makanan ringan yang banyak di gemari konsumen rasanya yang renyah dan harga yang ditawarkan lumayan terjangkau menjadikan produk tersebut sebagai alternatif tepat untuk menemani waktu santai.

Kripik singkong milik Ibu Habibi ini telah berdiri sejak 17 tahun yang lalu. Semakin bertambahnya tahun, permintaan konsumen terhadap kripik singkong ini juga bertambah. Usaha ini adalah satu satunya usaha kripik singkong yang ada di desa Sumberwaru, tepatnya di dusun Krajan. 

Produk Ibu Habibi ini memiliki keunggulan yaitu merupakan kripik yang selalu dibuat fresh setiap harinya. Selain itu, sisa bahan yang tidak terpakai dibuat olahan lain seperti "luk guluk" atau biasa kita sebut juga dengan jemblem. Namun dikarenakan naiknya harga minyak dan berkurangnya distributor kripik singkong menyebabkan turunnya omset penjualan dan penghasilan Ibu Habibi.

Setelah meneliti beberapa kendala pada usaha kripik singkong ini, kelompok KKN Tematik Kelompok 19 Universitas Muhammadiyah Jember ingin membantu untuk meningkatkan kembali usaha ini dengan cara membantu memasarkan dan membranding kripik singkong milik Ibu Habibi ini. "engghi, tak napah pon mon ebentuah juwelagih, bing" tanggapan Ibu Habibi, yang artinya merupakan beliau berkenan untuk dipasarkan produknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun