Indonesia sebagai negara yang multikulkur, memiliki beragam culture yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Keragaman ini yang menjadikan Indonesia negara yang unik karna dengan berbagai jenis keragaman namun manusia Indonesia dapat hidup rukun, damai dan harmonis. Salah satu keragaman yang ada yaitu diakuinya 6 agama resmi di Indonesia dan aliran kepercayaan yang lainnya. Kebebasan beragama di Indonesia di jamin oleh Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 tepatnya pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi. (1) setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya, sedangkan ayat (2) berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaanya itu”.
Kehidupan yang berbaur membuat pergaulan menjadi sangat terbuka, termasuk pula dengan hubungan percintaan yang dialami oleh pemuda dan pemudi. Jika cinta yang dilalui ternyata mendapatkan restu tentu hal ini adalah sebuah kebahagiann, namun tak jarang hubungan percintaan tidak mendapatkan restu lantaran perbedaan cara mengagungkan nama Tuhan. Kisah percintaan beda agama ini bukanlah drama dalam film atau sinetron, namun sering kita lihat dalam kehidupan nyata atau mungkin saja kita adalah salah satu pelaku dalam percintaan beda agama ini.
Cinta tidak pernah salah, cinta juga tidak memilih tempat melabuhkannya, namun untuk menuju jenjang yang lebih tinggi, selain komitmen ternyata cara menghadap yang kuasa juga menjadi faktor utama. Di Indonesia sendiri Pernikahan beda agama tidak diperbolehkan, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974tentang Perkawinan pasal 2 ayat 1 dinyatakan bahwa “perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaanya itu”, makna dalam pasal ini adalah pernikahan akan sah hanya jika dilakukan dalam satu ajaran agama saja. Namun demikian, Masyarakat Indonesia masih diperbolehkan menikah beda agama di negara-negara yang melegalkan pernikahan beda agama ini, diantaranya di Kanada, Belanda, Inggris, Singapura dan Tunisia.
Patah hati terberat dalam cinta adalah, patah hatinya dua pasang kekasih yang terhalang cara berdoa yang berbeda. Sakitnya mungkin tidak terlihat, namun akan terasa hingga usia senja. Agar terhindar dari patah hati yang sulit reda, ada baiknya mempertimbangkan agar tidak terjebak dalam percintaan beda agama, Adapun tips-tips di bawah ini menjadi pertimbangan, yaitu:
1. Pahami resiko
Sebelum menjalin hubungan percintaan beda agama hendaknya kita memahami resikonya terlebih dahulu, Percintaan beda agama tidak akan sampai KUA, hanya sampai pada kau dan dia tanpa senja yang sama. Ketika kita telah memahami resiko yang akan dihadapi maka kita dapat mempertimbangkan akan melanjutkan rasa suka, cinta atau kekaguman pada lawan jenis hingga pada sebuah status yang jelas (berpacaran misalnya).
2. Kegiatan keagamaan
Mulailah dengan lebih intens melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan anda, karna ketika melakukan kegiatan dengan mereka yang seagama kemungkinan akan mendapatkan pasangan dengan agama yang sama. Misalnya kegiatan di gereja, kegiatan pesantre kilat, kegiatan muda mudi di banjar (Bali) atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan keagamaan.
3. Pergaulan
Pergaulan sangat mempengaruhi hubungan percintaan seseorang, ada pepatah jawa mengatakan “cinta tumbuh karna terbiasa”. Jika kita berada dalam pergaulan yang sama maka kemungkinan akan menemukan pasangan yang seAgama akan semakin besar. Hal ini bukan berarti membatasi pergaulan dengan yang berbeda agama, namun pada tips ini dianjurkan untuk bergaul dengan orang yang berorientasi pada agama yang sama, namun disisi lain juga bergaul dan berbaur dengan Masyarakat luas.
Kisah dua pasang kekasih hendaknya berakhir dipelaminan, dengan doa yang sama mengantarkan pada kebahagian yang tak lekang usia. Demikianlah tips agar tidak terjadi patah hati ketika rasa yang ada tak berujung pada restu calon mertua, semoga bermanfaat bagi kita semua, dan selamat mencoba.