Sampah plastik merupakan sampah yang sangat sukar terurai di alam secara alami Sampah plastik dengan jumlah banyak memberikan pengaruh pada keadaan lingkungan alam sekitar. Pasalnya, sampah plastik tersusun dari bahan polimer sintetik dan proses terurainya sampah plastik berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Dikutip dari goodstat.id, Indonesia merupakan penghasil sampah plastik laut terbesar nomor 5 setelah Filipina, India, Malayasia, dan China pada tahun 2021, disajikan pada Gambar 1. berikut.
Selama ini sampah, khususnya sampah plastik, dibuang di tempat-tempat umum dengan cara yang masih tradisional, yaitu dengan cara membakar sampah plastik tersebut atau dengan cara menimbunnya di tempat pembuangan sampah. Pembuangan sampah seperti cara tersebut menghasilkan banyak dampak buruk bagi lingkungan. Mengingat adanya banyak permasalahan lingkungan akibat dari sampah plastik, salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk memerangi sampah plastik adalah dengan mengganti penggunaan plastik tradisional/konvensional dengan bioplastik atau plastik biodegradable.
Plastik biodegradable merupakan plastik yang bisa diuraikan oleh kuman. Plastik biodegradable  ialah plastik ataupun polimer yang gampang terurai dengan sendirinya sebab serbuan mikroorganisme ataupun pengaruh cuaca (kelembaban ataupun cahaya matahari) (Aripin et al., 2017). Plastik biodegradable berasal dari olahan bahan nabati ialah produk pertanian terbarukan. Oleh sebab itu, penciptaan bahan nabati lebih berkepanjangan serta bioplastik ramah area dan lebih kilat terurai. Polimer natural, semacam makromolekul yang ada secara natural di sebagian tumbuhan, bisa digunakan selaku bahan baku plastik biodegradable. Ada pula molekul lebih kecil semacam gula, disakarida, serta asam lemak yang bisa dimanfaatkan buat bahan baku plastik biodegradable. Dengan memakai segala sumber energi terbarukan, bisa dimodifikasi serta diolah jadi plastik natural (Kamsiati et al., 2017).
Plastik biodegradable sudah dikembangkan di Indonesia. Penelitian Saputra & Supriyo (2020) mengembangkan produksi plastik biodegradable menggunakan bahan baku berupa pati dengan menambahkan aktivator logam ZnO dan plasticizer pada gliserol. Penelitian Kamsiati et al. (2017) mengembangkan plastik biodegradable berbahan pati sagu dan pati ubi kayu. Penelitian Radtra & Udjiana (2023) mengembangkan plastik biodegradable dari pati limbah tongkol jagung (zea mays) dengan penambahan filler kalsium silikat dan kalsium karbonat. Penelitian Udjiana et al. (2020) mengembangkan plastik biodegradable dari kulit pisang candi dengan penambahan filler kalsium silikat dan clay. Penelitian-penelitian tersebut selaku upaya guna mengurangi akibat kehancuran area dari pengaruh sampah plastik serta mampu memaksimalkan pengolahan bahan baku terbarukan (berkepanjangan). Berikut merupakan contoh hasil pengembangan plastik biodegradable pada Gambar 2.
Plastik biodegradable mempunyai guna yang sama semacam plastik konvensional ialah bisa digunakan bermacam keperluan. Sebab bobotnya yang ringan serta fleksibel, plastik biodegradable bisa digunakan untuk bermacam tujuan tidak hanya kemasan, tergantung pada watak plastic itu sendiri. Plastik biodegradable dengan bahan baku pati biasanya mempunyai ciri Low Density Polietilen (LDPE), High Density Polietilen (HDPE), serta Polypropilen (PP). Tipe plastik biodegradable ini tidak hanya bisa digunakan sebagai kantong belanjaan namun dapat dimanfaatkan untuk kantong buah serta sayur dan mempunyai guna sekunder selaku kantong sampah yang bisa terbuat kompos. Tidak hanya itu, plastik biodegradable pula bisa dijadikan bahan untuk pembuatan sarung tangan, jas hujan, celemek, serta lain- lain.Â
Kesempatan guna meningkatkan plastik biodegradable senantiasa terbuka, bersamaan dengan meningkatnya tuntutan terhadap upaya proteksi terhadap area. Bahan baku plastik biodegradable yang dibuat dari bahan nabati menawarkan kesempatan hidup berkelanjutan dibanding dengan plastik tradisional yang dibuat dari bahan tak terbarukan yaitu minyak bumi. Plastik biodegradable ialah solusi untuk meminimalisir serta mengambil alih pemakaian plastik tradisional
Pati sebagai bahan baku plastik biodegradable merupakan bahan yang mudah ditemukan di Indonesia. Keunggulan plastik biodegradable berbahan dasar pati adalah terbuat kompos yang mana tidak membutuhkan ruang pengomposan bersama. Tetapi harga plastik biodegradable lebih besar dibanding plastik tradisional sebab teknologinya belum berkembang dengan baik (Kamsiati et al., 2017). Berdasarkan paparan tersebut, penulis mengingatkan kepada generasi bangsa Indonesia bahwa penggunanaan plastik biodegradable sudah perlu digencarkan di negara ini untuk mencapai lingkungan yang lebih baik dan berkualitas.
Referensi:
Aripin, S., Saing, B., & Kustiyah, E. (2017). Studi Pembuatan Bahan Alternatif Plastik Biodegradable  Dari Pati Ubi Jalar Dengan Plasticizer Gliserol Dengan Metode Melt Intercalation. Jurnal Teknik Mesin, 6(2), 18. https://doi.org/10.22441/jtm.v6i2.1185
Kamsiati, E., Herawati, H., & Purwani, E. Y. (2017). POTENSI PENGEMBANGAN PLASTIK BIODEGRADABLE  BERBASIS PATI SAGU DAN UBIKAYU DI INDONESIA / The Development Potential of Sago and Cassava Starch-Based Biodegradable  Plastic in Indonesia. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 36(2), 67. https://doi.org/10.21082/jp3.v36n2.2017.p67-76
Radtra, A. H. A., & Udjiana, S. (2023). Pembuatan Plastik Biodegradable  Dari Pati Limbah Tongkol Jagung (Zea Mays) Dengan Penambahan Filler Kalsium Silikat Dan Kalsium Karbonat. DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi, 7(2), 427--435. https://doi.org/10.33795/distilat.v7i2.243
Saputra, M. R. B., & Supriyo, E. (2020). Pembuatan Plastik Biodegradable  Menggunakan Pati Dengan Penambahan Katalis ZnO dan Stabilizer Gliserol. Pentana, 1(1), 41--51.
Udjiana, S. S., Hadiantoro, S., Takwanto, A., & Mustikarini, A. W. (2020). Peningkatan Karakteristik Biodegradable  Plastics dari Kulit Pisang Candi dengan Penambahan Filler Kalsium Silikat dan Clay. Jurnal Teknik Kimia Dan Lingkungan, 4(2), 175--185. https://doi.org/10.33795/jtkl.v4i2.135
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H