Kedungwinong, Sukoharjo (7/8/2023) - Salah satu permasalahan kesehatan utama di Indonesia saat ini adalah stunting. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, angka prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 24,4% dan mengalami penurunan sebesar 2,8% di tahun 2022. Sedangkan, menurut Dinas Kesehatan Sukoharjo, angka stunting di wilayah Kabupaten Sukoharjo pada 2022 naik menjadi 8,1% dibandingkan 2021 dan sebesar 93,5% berasal dari anak. Kondisi stunting di Desa Kedungwinong sendiri terbilang cukup tinggi karena terdapat 28 anak yang terindikasi stunting, 12 terindikasi gizi kurang, dan 1 orang terindikasi gizi buruk.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan berkembang yang dialami oleh anak-anak. Stunting dapat terjadi karena kekurangan gizi terutama pada "Masa 1000 HPK" atau sejak masa awal kehamilan hingga anak berusia 2 tahun atau disebut juga "Periode Emas". Salah satu penanganan stunting pada balita yang dilakukan adalah dengan melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang memiliki tujuan untuk memperbaiki status gizi dan kesehatan untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit yang menyerang balita. Program PMT pun sudah dilakukan secara rutin oleh Tim Pokja II Desa Kedungwinong, tetapi para kader merasa perlu inovasi terkait jenis PMT yang diberikan sehingga mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro dibawah bimbingan Dr. Ana Silviana, S.H., M.Hum, Dr. Ir. Ainie Khuriati RS, DEA, dan Ir. Daud Samsudewa, S.Pt., M.Si., Ph.D.,IPM selaku Dosen Pembimbing Lapangan bekerja sama dengan posyandu Dusun Kedungwinong untuk menyelenggarakan program gerakan anti stunting dengan memberikan edukasi mengenai stunting serta pelatihan pembuatan inovasi PMT kepada ibu dan balita yang hadir di posyandu.
Kegiatan dimulai dengan membantu kader di posyandu, diselingi edukasi terkait stunting, penyebab, dampak, dan pencegahan stunting oleh perwakilan mahasiswa KKN. Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan inovasi PMT yaitu pembuatan ice cream daun kelor dan gimbab ikan lele. Pelatihan dilakukan secara langsung dengan mengikutsertakan ibu balita yang hadir untuk turut mencoba membuat ice cream daun kelor maupun gimbab ikan lele.
Kegiatan ini disambut dengan baik oleh kader posyandu dan ibu balita setempat. Melalui pelaksanaan program ini, harapannya yaitu dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan ibu balita menegai stunting dan memberikan referensi pengolahan makanan bergizi yang baik untuk anak sehingga gizi anak tercukupi dan tercegah dari stunting.
Penulis : Tim II KKN Undip 2023 Desa Kedungwinong
Dosen Pembimbing : Dr. Ana Silviana, S.H., M.Hum, Dr. Ir. Ainie Khuriati RS, DEA, dan Ir. Daud Samsudewa, S.Pt., M.Si., Ph.D.,IPM
Lokasi : Desa Kedungwinong, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H