Apakah program kerja KKN harus membangun jembatan atau gapura? tentu tidak.
Pada tanggal 18 Juli 2024, tepat di hari ke-25 mahasiswa Universitas Brawijaya melaksanakan KKN di Desa Argoyuwono, Ampelgading, mereka menggelar salah satu program kerja yang menjadi sorotan, yaitu awareness terhadap tindakan bullying dan membangun sikap toleransi di kalangan siswa SMPN 4 Ampelgading Argoyuwono yang terletak di Dusun Argosari, Desa Argoyuwono, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Program ini dilaksanakan bertepatan dengan masa orientasi siswa baru atau MPLS di sekolah tersebut. Meskipun awalnya program ini sempat dipandang sebelah mata karena dianggap kurang berdampak secara fisik dibandingkan pembangunan infrastruktur seperti jembatan atau gapura, nyatanya program ini berhasil mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sosialisasi Toleransi dan Anti Bullying ini dirancang bukan sekadar untuk mempermudah pelaksanaan KKN, melainkan didasarkan pada hasil observasi mendalam yang dilakukan oleh mahasiswa KKN selama dua minggu pertama mereka di desa. Dalam periode tersebut, mahasiswa berbaur dengan warga melalui berbagai kegiatan seperti bermain voli, berkeliling desa, serta bercengkrama di pos ronda. Dari interaksi tersebut, mereka menemukan adanya masalah sosial yang cukup serius, yaitu kurangnya toleransi terhadap perbedaan serta masih adanya tindakan bullying secara implisit di lingkungan masyarakat maupun di kalangan siswa sekolah.
Berdasarkan temuan tersebut, mahasiswa KKN kemudian berdiskusi panjang dengan dosen pembimbing, pihak sekolah, dan juga sesama anggota kelompok. Setelah perencanaan yang matang, program ini pun disetujui dan dilaksanakan dengan amanah untuk memberikan pemahaman baru yang diharapkan mampu mengubah perspektif siswa SMPN 4 Ampelgading Argoyuwono. Program ini terdiri dari beberapa tahapan yang diawali dengan persiapan yang matang, mulai dari koordinasi intensif dengan pihak sekolah untuk menentukan tanggal pelaksanaan, yang akhirnya disepakati berlangsung pada Kamis, 18 Juli 2024. Pada tahap persiapan ini, mahasiswa juga mendata jumlah murid kelas 7 yang akan mengikuti program dan menyusun soal pre-test serta post-test guna mengukur pemahaman siswa sebelum dan sesudah materi disampaikan.
Saat pelaksanaan, acara dimulai pukul 08.00 WIB dengan briefing panitia selama 40 menit. Setelah itu, sesi roleplay yang melibatkan beberapa pemeran dari anggota kelompok KKN yang ditampilkan selama 15 menit untuk menggambarkan contoh situasi terkait toleransi dan bullying. Acara kemudian dibuka secara resmi oleh MC, dilanjutkan dengan pre-test yang dilakukan oleh seluruh siswa peserta MPLS. Pemateri kemudian memaparkan materi toleransi keberagaman budaya dan anti-bullying selama 40 menit, diikuti sesi tanya jawab yang cukup interaktif dengan siswa. Setelah penyampaian materi, post-test dilaksanakan untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi motivasi dari siswa, di mana mereka diminta menuliskan harapan dan motivasi di post-it yang kemudian ditempelkan pada papan mading. Acara diakhiri dengan sesi dokumentasi dan ice breaking untuk mengembalikan semangat siswa.
Hasil dari program ini sangat menggembirakan. Sosialisasi ini berhasil mendapatkan dukungan penuh dari pihak sekolah dan siswa merespons materi yang disampaikan dengan baik. Roleplay yang disajikan berhasil menarik perhatian siswa dan memperkuat pemahaman mereka mengenai pentingnya toleransi dan menghindari bullying. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test, rata-rata nilai pre-test siswa adalah 80, sementara nilai rata-rata post-test meningkat sedikit menjadi 80,1. Meski ada penurunan jumlah siswa yang memperoleh nilai sempurna dari 8 menjadi 6 orang, peningkatan yang signifikan terlihat pada siswa yang mendapat nilai 86, dari 7 menjadi 8 orang. Selain itu, jumlah siswa yang mendapatkan nilai terendah pada pre-test berkurang secara drastis, di mana tidak ada siswa yang mendapat nilai 14 atau 42 pada post-test. Ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa secara umum meningkat, meskipun ada sedikit penurunan dalam jumlah siswa yang meraih nilai sempurna. Keseluruhan program ini sukses membekali siswa dengan pengetahuan baru mengenai pentingnya sikap saling menghargai dan toleransi terhadap perbedaan, serta membangun karakter mereka dalam menghadapi tantangan sosial di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H