Mohon tunggu...
Fatimah Azzahrah
Fatimah Azzahrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pariwisata di Universitas Gadjah Mada

Tertarik akan video game.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Bermain Ramalan di ARTJOG 2024

11 September 2024   17:16 Diperbarui: 14 September 2024   15:13 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lorong Suara Keheningan karya Agus Wage dan Titarubi | Dokumentasi pribadi

Pengunjung mendengarkan pembacaan tembang menggunakan headphone | Dokumentasi pribadi
Pengunjung mendengarkan pembacaan tembang menggunakan headphone | Dokumentasi pribadi

Pada karya Pembacaan Serat Centhini, Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan terdapat instalasi dua bentuk tubuh manusia, bangku, dan juga headphone. Pada instalasi ini saya dapat merasakan pengalaman yang tak terlupakan, karena suara Nicholas Saputra dan Happy Salma ketika membacakan tembang-tembang Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan membuat bulu kuduk saya berdiri. 

Pengalaman saya di instalasi ini juga menjadi sempurna karena saya membawa buku karya Elisabeth Inandiak yang sebelumnya saya dapatkan secara gratis ketika exhibition tour. Selain mendengarkan audio lewat headphone dan melihat visualisasi instalasi, saya juga bisa menyimak pembacaan tembang melalui buku ini.

Penampilan Fanny Soegi di closing ceremony ARTJOG 2024 | Dokumentasi pribadi
Penampilan Fanny Soegi di closing ceremony ARTJOG 2024 | Dokumentasi pribadi

Pada hari ketiga saya menghadiri closing ceremony ARTJOG yang berisi penampilan musik yang dibawakan beberapa penyanyi, seperti Egha De Latoya, Fanny Soegi, Nona Ria, dan Dua Sejoli Selekta. 

Acara penutupan yang hanya dihadiri segelintir tamu undangan, panitia, dan pengunjung itu terkesan cukup intens. Tak seperti acara musik biasanya, di sini orang-orang jarang yang mengangkat handphone untuk merekam, mayoritas pengunjung yang hadir fokus untuk menikmati penampilan.

Menurut saya menghabiskan uang sebesar 75 ribu untuk tiket ARTJOG sangatlah sepadan dengan pengalaman yang ditawarkan. Melalui karya-karya seni yang ada di dalamnya, beragam ekspresi dan cerita dapat dinikmati dan dikulik lebih dalam lagi. Walaupun saya merasa beberapa karya yang disajikan ARTJOG tahun ini masih bisa dikatakan standar, padahal tema "Motif: Ramalan" masih bisa dieksplor lebih luas lagi.

Dengan kemunculan opini ini, ARTJOG mampu menumbuhkan apresiasi seni dari diri saya sendiri yang bisa dikatakan bukan seorang pakar dalam seni, melainkan masyarakat umum. Sama seperti tema ramalan ARTJOG tahun ini, apresiasi akan seni dapat dilihat secara lebih jauh dan mendalam, seperti membayangkan fase kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun