Mohon tunggu...
Deru Sudibyo
Deru Sudibyo Mohon Tunggu... -

http://sites.google.com/site/derusudibyo/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Virtualisasi Komputer dan Manfaatnya

28 Desember 2010   12:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:17 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak hadirnya VMware, barangkali semua orang IT tahu tentang virtualisasi mesin komputer.    Satu mesin komputer bisa menjalankan lebih dari satu operating system (OS) pada saat yang sama.    Awal kehadirannya banyak yang menganggapnya mainan.    Bagaimana tidak?    Virtualisasi tentu tak lepas dari overhead yang cukup signifikan.   Sehingga dianggap tidak mungkin digunakan untuk produksi.   Paling banter  hanya dianggap sebagai sarana fase penyiapan atau pengembangan sistem.    Saat kita sedang menyiapkan sebuah sistem, tidak perlu buru-buru beli mesin baru.   Kita bisa jalankan VMware di mesin yang sudah ada untuk mendapatkan mesin baru "tak berujud".    Setelah sejumlah muatan atau kontens kita siapkan, baru kita belu mesin baru dan kita hosting semua yang sudah disiapkan ke mesin baru tersebut. Hari demi hari teknologi makin maju.   Kinerja microprocessor makin cepat dan kapasitas memori makin besar.    Rupanya ini memberikan ide untuk memanfaatkan virtualisasi lebih serius.    Di satu sisi, overhead virtualisasi semakin tak terasa oleh cepatnya kerja komputer.    Di sisi lain, berkembangnya kuantitas dan kualitas aplikasi menuntut makin banyaknya server yang harus terlibat dan kadang dari platform yang berbeda.    Sistem yang awalnya sederhana dan seragam, makin hari berkembang menjadi enterprise yang komplex.      Komplexitas menuntut pengelolaan yang cukup mahal.    Fisiknya makan tempat  dan akan bertambah terus.    Energi (listrik) yang dikonsumsi juga makin besar.    Kabel-kabelnya, baik kabel listrik maupun kabel data makin semrawut.     Logiknya pun juga makin komplex. Lantas muncul ide menyatukan server kecil-kecil ke server besar.    Setidaknya untuk menyederhanakan fisiknya.   Tetapi migrasi muatan dari satu server ke server lain sangat beresiko, makan waktu dan mahal.   Apalagi jika harus konversi platform, misalnya dari Windows ke Linux atau AIX, tentu resiko, waktu dan biayanya nambah.     Akhirnya dipilihnya virtualisasi sebagai solusi terbaik. Dengan virtualisasi, penggabungan server-server kecil ke server besar tidak disertai konversi muatan.    Di dalam server besar disiapkan mesin-mesin virtual dengan konfigurasi dan kapasitas yang sama dengan mesin-mesin server kecil yang akan "ditelan".   Lantas satu persatu muatan di setiap server kecil dipindahkan apa adanya ke mesin virtual-nya masing-masing.    Koneksi antar server yang semula semrawut menggunakan kabel data (UTP, coax dll), cukup digantikan dengan definisi (tulisan).    Kabel-kabel listrik yang semula seperti bakmi, disederhanakan cukup seutas untuk server besar.    Mesin-mesin server kecil dan raknya juga disingkirkan dari ruangan.    Kini cukup dengan ruangan yang relatif kecil berisi server besar 1 atau 2 unit. Masalah overhead virtualisasi tentu ada, dan besar kecil-nya tergantung server besar yang kita gunakan.   Namun bukan tidak mungkin dengan kinerja server besar yang lebih besar dari keseluruhan server kecil yang divirtualisasikan, menjadikan kinerja operasi keseluruhan malah meningkat.    Masalahnya bagaimana kita memilih server besar yang tepat.    Untuk menambah wawasan tentang dongeng virtualisasi server, silakan simak disini. Teknologi virtualisasi sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1967, yaitu CP-67 karya Cambridge University.   CP-67 lantas dibeli oleh IBM dan dikembangkan lagi menjadi VM/370, VM/SP, VM/SP-HPO pada dekade 70an hingga 80an.    Di penghujung dekade 80an berkembang lagi VM/XA, lantas di pertengahan dekade 90an menjadi VM/ESA dan kini menjadi z/VM. Sekilas tentang VMware VMware adalah Intel-based software untuk mengemulasi mesin-mesin intel-based virtual.    Bentuknya adalah tools atau lebih tepatnya middleware yang jalan di Linux dan/atau Microsoft Windows.    Karena hanya middleware, kita bisa memasuki serambi "real"-nya melalui host OS-nya.    Plus-nya, dari sana semua yang virtual masih bisa kita lihat sisi realnya.   Memudahkan pemantauan maupun performance tuning.  Minus-nya, kita/admin harus extra hati2 saat nyentuh kontens dari sisi real.  Karena pasti tidak ada sinkronisasi dengan aplikasi di tingkat virtual.  Misalnya, jangan sekali2 menyentuh .vmdk file apalagi saat ada mesin virtual yg sedang on.  Berarti termasuk antivirus juga harus dikelola untuk menghindari akses ke .vmdk file.  Pahitnya bisa deadlock karena antara guest OS dan host OS tidak ada kerjasama serialisasi akses terhadap resource.   Karena guest OS kan OS beneran, tidak didisain untuk menjadi OS virtual. Sekilas tentang z/VM z/VM adalah sebuah OS mainframe (MF) yang menyediakan mesin-mesin virtual berbasis System z.    Karena sebagai OS, maka z/VM itulah yang menjadi host OS.    Berbeda dengan VMware dimana kita masih bisa memasuki serambi real, dengan VM tidak ada lagi serambi real.   Begitu up, semua yang kita lihat virtual.   Console pun sebenarnya virtual-terminal-nya virtual machine yang bernama OPERATOR.  Jadi blas nggak ada lagi yg "real".. alias semua bohong :)   Minus-nya, kita tidak bisa langsung memantau sisi real.  Harus menggunakan utilitas khusus.  Karena kitanya pun sudah di serambi virtual.  Lewat manapun kita masuk, yg kita dapatkan selalu serambi virtual. Plus-nya, tidak akan ada bentrok akses antara real dan virtual.  I/O atau filing yang benar2 ditangani secara real oleh z/VM hanya paging dan spooling.    Wilayah paging benar2 terhindar dari akses guest OS.   Sedangkan spooling di level real sebenarnya terjadi manakala guest OS melakukan printing atau punching beneran.  Jadi host spool dianggap sebagai real printer atau puch yang ditampilkan selalu free bagi mesin virtual.  Sehingga ga pernah ada konflik akses. Plus-nya lagi, z/VM dibikin oleh produsen hardware, IBM.   Sehingga hardware-nya pun (System z) sudah dilengkapi sejumlah sarana pendukung untuk menekan overhead virtualisasi, antara lain VMassist coporcessor dan PR/SM.    Oleh karena itu tidak mengherankan overhead virtualisasi z/VM mendekati nol. Terlebih lagi, untuk menjalankan berbagai system tools dan utilities, z/VM memiliki guest OS khusus yang memang didisain sebagai OS virtual, yaitu CMS dan GCS,   Kedua OS tsb tentu dibekali dengan sinkronisasi dengan level real-nya manakala terpaksa melakukan akses ke level real.   Misalnya, saat melakukan tuning, atau meng-administer mesin-mesin virtual. Namun demikian, bukan berarti z/VM bebas resiko.  Bahaya utama z/VM adalah manakala membagi real disk menjadi sejumlah minidisk dan menyusunnya ke dalam konfigurasi mesin2 virtual.  Disini ada yg kampungan, antara mapping dan format partisi dilakukan terpisah.  Mapping hanya definisi, misalnya, silinder 1-10 minidisk 1, silinder 11-100 minidisk 2 dsb.   Sedangkan format dilakukan dengan utilitas dan tidak harus membaca mapping.   Sehingga jika kita kurang hati2, bisa saling overlap.  Dan memang ada ada yang harus overlap karena format hanya untuk membedakan aplikasinya, seperti paging, spooling, temporary space dan kontens virtual.  Pernah terjadi sebagian yang terformat sebagai spool teralikasi sebagai minidisk ke salah satu mesin virtual.   Akibatnya, kontens mesin virtual tersebut selalu raib. Pengkajian kuantitatif Capacity Planning untuk Virtualisasi Server Bagi yang tertarik atau penasaran tentang virtualisasi server, sebaiknya mengkaji lebih jauh.   Selain sisi kualitatifnya, ada baiknya juga dikaji sisi kuantitatifnya.   Sehingga bisa mendapatkan kesimpulan yang lebih afdol.   Silakan simak disini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun