Mohon tunggu...
Derry Ardyan
Derry Ardyan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sang perubah kepompong menjadi kupu-kupu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku, Dia, dan Sayap-sayap Putih

19 Mei 2016   10:01 Diperbarui: 19 Mei 2016   10:12 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Manusia terlahir dengan segala kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Kadang mereka sangat puas dengan keadaannya yang demikian, tetapi tidak jarang pula mereka mengharap lebih. Itu alami sekali. Manusia memang selalu berusaha mencari yang lebih baik.Sebagai manusia biasa, aku juga sering mengalami hal seperti itu. Hal-hal yang memang selalu terbesit dipikiran yang hampir usang. Aku ingin begini, aku ingin begitu. Bukan hal yang biasa yang aku inginkan, melainkan sesuatu yang luar biasa. Aku ingin membuat sesuatu yang akan dikenang orang. Jadi bila nanti aku nanti mati, setidaknya karya-karya ku tetap bergema. Tidak ikut mati seperti jasad ini. Memang sangat mustahil, tetapi aku rasa itu pasti sangat indah. Aku ingin sepasang sayap !!!

Sayap ??? Ya Sayap-sayap putih yang bisa menemaniku terbang. Akankah aku bisa memilikinya? Dan sayap yang bagaimana yang cocok untuk aku, dan yang sesuai betul-betul hingga aku akan merasa sangat nyaman dan puas? Apakah sayap seperti burung camar ? atau Rajawali bagaimana? Sepertinya sayap rajawali akan sangat mengganggu dan bikin ribet, sebab ukurannya sangat lebar. Bagaimana kalau elang? Saya pikir cocok. Pasti sangat keren. Tetapi aku tidak cocok dengan karakter elang. Elang terlalu sangar dibandingkan aku yang lugu. Lagi pula aku tidak makan daging. Tidak lucu, kan, kalau elang vegetarian?

Lalu sayap apa ? Merpati ? Wow, keren! Putih. Mungil. Indah. Aku ingin mengenakannya, dan aku akan terbang kemana pun aku suka. Aku ingin menemui mereka yang aku rindukan kapan saja aku mau. Terbang, terbang, jauh tinggi di angkasa. Menekan udara di bawah sayapku, merasakan alirannya, menikmati hijaunya hutan dan birunya laut. Tetapi sialan, itu tidak pernah betul-betul terjadi. Mungkin hanya igauan saat tidur. Hey bung, Bagaimana jika benar-benar terjadi ?? Namun aku tidak betul-betul tidak punya sayap sama sekali. Aku ternyata berbeda dengan manusia kebanyakan. Aku menyadarinya baru-baru ini. Sepasang sayap putih, bersih, sempurna untuk mengangkat bebanku tingi-tingi, jauh ke angkasa. Melayang, terbang, dan terbang.

Suatu hari aku menyadari kehadirannya dalam diriku. Bulu sayap pertamaku, aku menyebutnya demikian, tumbuh dan berkembang. Sangat hidup, bukan sayap mati. Ketika aku mengetahui ternyata aku sangat berbeda, aku menjadi sangat frustrasi. Setiap malam aku menangisi kehadirannya yang tidak aku inginkan. Namun dia tetap tumbuh. Tidak ada yang bisa kuperbuat untuk mencegahnya berkembang. Suatu kali aku ingin menyingkirkannya, tetapi ternyata sangat sakit. Maka aku putuskan untuk membiarkannya demikian. Beberapa bulan kemudian sayapku sudah benar-benar tumbuh dengan sempurna. Begitu putih dan bersih. Sama sekali tanpa bintik hitam. Lalu aku pun mencoba untuk terbang. Aku belajar terbang dengan diam-diam, tanpa sepengetahuan orang. Aku berlari tengah malam kebukit yang ada dibelakang rumahku.

Kejadian Itu sudah berlangsung lama. Hingga aku benar-benar bisa terbang dengan sempurna. Ahh benar saja, dasar manusia, kadang aku ingin memamerkannya. Kadang aku pikir sebaiknya orang lain tahu kalau aku memang berbeda. Tetapi untunglah aku masih bisa mejaganya tetap tersembunyi. Sampai suati hari, aku tidak bisa lagi menyembunyikannya. Saat itu aku terbang dengan sangat riangnya, dan memamerkan keindahan sayapku kepada orang-orang. Itu kulakukan karena aku sudah tidak takut lagi. Lagipula aku diingatkan kalau aku tidak akan memilikinya selamanya, sebab DIA akan diambilnya dariku. Jadi aku pikir sebaiknya orang lain tahu bahwa aku pernah punya sayap, daripada hanya ada dalam kenangan ku sendiri saja.

Sayap ku tetap ku jaga bersih, tanpa noda. Apabila suatu saat nanti sayap ini diambilNya dariku, dia masih akan tetap putih bersih. Aku akan mengembalikannya, dan berharap suatu saat nanti aku bisa memilkinya lagi. Mungkin dialam berbeda aku akan memilikinya lagi. Sepasang sayap putih yang sama, bukan sayap yang lain. Aku berjanji tidak akan meminta sayap yang lain kepadaNya. Aku hanya ingin sayap yang sama, sayap yang sangat aku kenali dan yang pernah jadi bagian dari diriku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun