Seiring perkembangan teknologi dan informasi, dunia arsitektur dan pembangunan kota juga berkembang pesat. Dengan tuntutan dan gaya hidup yang semakin tinggi, kita selalu berusaha untuk mendirikan bangunan-bangunan yang megah nan kokoh sebagai tempat singgah atau tempat tinggal di pusat kota. Dari situlah muncul perkembangan dunia arsitektur modern yang kaya akan seni eksentrik modern.
Namun sayangnya, banyak diantara perkembangan modernisasi ini yang tidak selaras dengan nilai-nilai kebudayaan Indonesia yaitu ragam budaya yang melekat setiap daerahnya. Masyarakat dunia mengenal bahwa Indonesia merupakan negara dengan ribuan suku, budaya dan bahasa yang menjadi ciri khas paling unik dan menarik.
Untuk itulah Apartemen Uttara the Icon Jogja muncul sebagai bangunan megah dengan paduan modernisasi dan perpaduan seni budaya khas Indonesia khususnya kesenian Jawa. Sejak pertama kali pembangunan apartemen modern ini, telah dipuji oleh banyak pihak. Karena konsep yang diusung benar-benar bisa mencitrakan seni Budaya di Indonesia. Ditambah lagi dengan kebutuhan manusia modern saat ini yaitu gaya arsitektur modern dan kemudahan dalam beraktifitas. Dibangun oleh PT Bukit Alam Permata yang cerdas dalam pemilihan lokasi strategis. Tepatnya berada di jantung kota Jogja yaitu di jalan Kaliurang No.72 Karangwuni Catur tunggal Depok Sleman. Lokasi di tengah kota ini sangat mudah diakses karena hanya berjarak beberapa menit dari kampus UGM.
Wujud keindahan perpaduan seni dan budaya jawa terasa kental jika Anda melihatnya dari jauh dan dekat. Pemaduan desain menarik modern dan seni budaya ini dilakukan oleh arsitek ternama yaitu Alex Bayu dari Genius Loci Singapura. Hasilnya sangat fantastis. Prediksi pembangunan selesai pada akhir tahun 2016 ini dan susah terlihat seni indah terpampang dari jarak kejauhan. Ukiran-ukiran unik disertai dengan motif batik pada desain luar apartemen sangat memanjakan kita dan membuat semua orang percaya bahwa hasilnya akan luar biasa.
Patung hasil karya Edhi Sunarso
Pada bagian loby apartemen Uttara The Icon, disiapkan area seluas 300 meter persegi untuk memajang hasil karya seniman patung ternama Edhi Sunarso. Seniman sekaligus Dosen Institus Seni Indonesia Yogyakarta ini telah memberikan karya terbaik di seluruh penjuru Dunia. Mulai dari monumen selamat datang di bundaran Hotel Indonsia, Diorama Sejarah Monumen Nasional di Jakarta, Tugu Muda Semarang dan masih banyak patung hasil karyanya yang mendunia.
Konsep perpaduan budaya dan modernisasi terlihat jelas dari berbagai karya seni patung indah ini di area loby. Dengan arsitektur interior yang simpel dan nyaman dibalut dengan karya seni tradisional menghasilkan keyamanan tersendiri bagi orang yang melihatnya.
Hasilnya, meskipun setiap hari melewati lorong ini dan melihat karya-karya seni semacam ini, tidak akan merasa bosan atau jenuh. Karena sesungguhnya seni itu membuat kenyamanan dan terasa lebih nikmat jika dilihat berulang kali. Itulah sebabnya pihak arsitek membuatnya berada diloby apartemen.
Bangunan Berbentuk Gupon Dopo
Konsep bentuk bangunan yang diusung adalah Gupon Dopo yang memiliki arti rumah doro (merpati) yang mewah menurut bahasa Jawa. Cerminan dari satu bangunan yang dihuni oleh banyak rumah atau kamar. Di wilayah Jawa, burung doro ditempatkan di rumah susun yang dibuat satu kotakan bertingkat menjadi banyak.
Rumah berbentuk gupon sejak jaman dahulu telah menjadi budaya dan sering dipentaskan di Ludruk kesenian jawa. Sebagai kritik sosial yang mengenal kemewahan dalam sebuah bangunan. Jadi ini mencerminkan perpaduan antara modernisassi dengan seni budaya Jawa.