Awai tersenyum." Sudah. Aku jadi pencuci piring di kedai kopi paman Hsu. " Awai mencuci ember dengan dicelupkan ke air laut." Panjang juga peciumanmu, baru seminggu aku bekerja kamu sudah berhasil mengendusku hingga kesini," ledek Awai. Semua bebannya terangkat setelah ia bekerja. Kini ia bisa menunjukkan wajah girang.
Tiong It senang melihat keceriaan Awai. " Aku meminjam hidung kelinci. "
" Kurasa aku bukan wortel, kenapa dicium dengan hidung kelinci?. " balas Awai.
" Kalau begitu, aku salah ngomong. Aku meminjam hidung Tepakkai" ( Tepakkai, siluman babi dalam cerita Ke Barat Mencari Kitab Suci).
Awai tertawa. " Kenapa kemari? Disini tak ada makanan, yang kubuang tadi makanan sisa. Kenapa tak menunggu di kedai kopi saja ? Bisa menunggu sambil ngopi sore, "
" Paman Hsu mengatakan jam kerjamu sudah usai. Aku ingin mengantarmu pulang. " ucap Tiong It langsung ke tujuan.
" Aku bawa sepeda. Mana mungkin kamu mengantarku pulang. " balas Awai.
" Tadi aku minta diantar Asian supaya bisa mengantarmu pulang dengan sepedamu." Tiong It tertawa lebar.
" Ih, curang. Itu sepeda siapa ? " tanya Awai.
" Ini sepeda Asian. Dia sedang makan bakpao di kedai kopi. Tunggu ya, kusuruh dia pulang dulu, aku kemari lagi."