Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Namaku Awai 111-113

16 Mei 2018   08:10 Diperbarui: 16 Mei 2018   08:56 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Betul. Tapi sungguh aku tak sengaja ingin membuatnya mandul. Tendangan itu kulontarkan karena dia menangkapku, ingin menciumku dengan paksa, aku meronta, aku terjatuh. Saat bangun dia sedang sibuk membuka baju. Kulayangkan kaki ke arahnya. Dia terjengkang ke parit. Aku lari ketakutan. Setelah itu, Samson bukan lari atau bersembunyi, ia mengaku pada ayahnya itunya diseruduk kambing jantan. Dua biji telurnya pecah terkena serudukan tanduk kambing jantan. Pak Kades membawa anaknya ke dukun untuk diobati. Semuanya dirahasiakan hingga Samson menikah dengan Lilah, barulah rahasianya terbongkar."

" Siapa yang membongkar?" Awai sebenarnya tak terlalu mengerti omongan Yolana. Ia hanya ingin menghabiskan waktu dengan ngobrol bersama tetangga barunya.

" Ternyata Samson bukan hanya menderita pecah telor, tapi pisangnya ikut lonyot alias takmau tegak. "

" Pisang ? "

" Ah, kamu pura pura tak tahu. Setiap hari kamu memandikan ayahmu. Ada telor, ada pisang, segitu jelas kamu masih belum mengerti ?" Yolana menegakkan telinganya, menggerutkan dahinya. Ia salah sasaran. Awai belum menikah, mana tahu beda pisang tegak dan pisang lonyot.

" Pisang bisa tegak ? Bagaimana caranya ? " tanya Awai.

" Ih, geramnya aku. Tak jadilah aku hendak menjadikan kamu menantuku. Pisang lonyot dengan pisang tegak saja kamu tak tahu membedakannya, bagaimana nanti kamu hendak bersuami? "

" Pisang yang kulihat tidur telentang, tak pernah tegak, makcik Yo." Protes Awai.

Yolana menepuk jidatnya. Baru ia sadar Awai masih gadis berusia 16 tahun, belum paham beda pisang tegak dan pisang loyo.

" Oke, oke. Aku yang salah. Pembicaraan ini terlalu dewasa bagimu. Sori, sori. "

Awai ketawa melihat kecanggungan Yolana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun