Mohon tunggu...
deri OKU
deri OKU Mohon Tunggu... -

"Orang Pinggiran"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wah Gawat, Mahasiswa Baru Itu Objek untuk Dijadikan Korban Baru

11 September 2013   22:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:01 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1378913308198160086

Kampus adalah miniatur masyarakat yang kecil. Didalamnya terdapat masyarakat yang heterogen, dari karyawan, dosen, mahasiswa biasa, bahkan pedagang.Dari segi suku pun di kampus bermacam-macam. Dengan demikian kita seharusnya berkomunikasi dengan siapa saja dengan baik, sesuai dengan kapasitas yang kita hadapi.

Akhir-akhir ini adalah awal dari semester ganjil. Dimana awal masuk kuliah dari libur yang panjang. Udah terlihat dimana-mana mahasiswa mulai sibuk untuk mempersiapkan kuliahnya. Dari yang balik kekota, bayaran SPP,ataupun KRS. Wah kalau itu ma udah tradisi rutin bagi mahasiswa yang lama. Nah untuk mahasiswa baru?

Nyok kilas balik lagi untuk mahasiswa senior. Moment seperti ini adalah moment yang mengisahkan ketika kita mulai masuk kuliah. Yang dihadapkan seabrek tugas yang mau tak mau harus bisa. Dari kebingungan mencari kosan (bagi yang merantau), menghadapi OSPEK, Heregistrasi ulang dan kebingungan soal tata cara belajar ketika kuliah. Tetapi, kita tetap semangat tuh menghadapi itu semua, apalagi kita keterima dikampus yang dari dulu kita inginkan. Menghadapi itu semua kayak naik motor di jalan yang mulus, tidak menghiraukan kanan dan kiri, pokoknya gas pooll. Wah nggak gitu juga kale.

Momentum ketika menjadi Maba ( Mahasiswa baru) itu yang susah dilupakan yaitu pada saat OSPEK atau OPDIK atau P2K atau … apapun itu namanya. Nah disaat itulah kita digojlok untuk mengenal  lebih dekat dengan kampus, mengenal dengan senior ataupun dengan rektorat. Iya disaat itulah seharusnya Maba mengenal lingkungan masyarakat baru di kampus. Tetapi, OSPEK di Indonesia sudah terlanjur dikonotasikan dengan kegiatan perpeloncoan. Didalam sebuah OSPEK pasti ada yang dinamakan mengerjai anak baru, dari hukuman, penindasan, ataupun bully. Dan terkenal lagi adanya peraturan senior yang dari zaman batu sampai sekarang masih tetap berlaku. 1.Kakak senior selalu benar, 2. Jika kakak senior salah, maka kembali keperaturan no 1.

Weleh-weleh tradisi itu pun lama-lama tambah subur di muka bumi ini. Dengan banyaknya mahasiswa yang berebut ingin menjadi panitia OSPEk. Nah loh jadi panitia saja kok berebut, kayak mau ngantri BLSM saja. Ya itulah realita. Banyak nih yang bilang ketika menjadi panitia OSPEK itu adalah mahasiswa yang keren, bisa terkenal, bisa cari perhatian, lebih mudah mengajak Maba untuk ikut Organisasi kita, dan bisa banyak lagi deh. Yang pasti dimomen itulah segala sesuatu bisa dimanfaatkan.

Bisa jadi itu kegiatan menjadi proyek tahunan. Dan bisa juga dimanfaatkan untuk pedagang musiman. Waduh, yang gimana tuh Pedagang musiman? Itu loh pedagang yang selalu hadir ketika OSPEK berlangsung. Yang menjual semua perlengkapan maba atau apa saja yang bersifat penting bagi maba. Nah mau tak mau maba pun harus mengikuti aturan yang berlaku. Dan harus beli perlengkapan tersebut, dengan harga yang sangat mahal.

Sebagai mahasiswa yang intelektual dan berakal sehat, harus memandang mahasiswa baru dari segi positifnya. Dan sebagai mahasiswa yang bermoral, kita harus memandang maba sebagai generasi yang diselamatkan, aqidahnya, ibadahnya, akhlaknya dan intelektualnya. Dan bukan menjadikan maba sebagai objek yang harus dimanfaatkan dengan hal-hal yang tak berguna.

Mahasiswa baru itu sebagai ladang untuk mengajak kebaikan. Karena disinilah prospek meraih pahala dan ridho-Nya sangat besar. Maka ingatlah gambar gembira dari Rosulullah ini:

“Demi Allah, barang siapa yang dengan usahanya menyebabkanAllah menurunkan hidayah maka darinya itu lebih baik dari unta merah” (HR. Bukhori-Muslim). Dan diriwayat lain disebutkan : “ Bila Allah memberikan hidayah pada seseorang disebabkan diri kita, maka itu lebih bagus dari dunia dan seisinya”

Maka bagi mahasiswa senior yang ingin mendapatkan ridho-Nya, maka tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Maba juga adalah generasi penerus untuk memajukan bangsa kita yang sudah mulai bobrok ini. Dan kita bukanlah seorang penonton yang menyaksikan keberhasialan bangsa berkembang begitu saja. Kita harus punya andil, dengan menyiapkan generasi penerus untuk melanjutkan sebuah perjuangan.

Jadi,nyok sama-sama kita teladani sifat Rosulullah SAW. Sebarkan salam, yang muda menghormati yang tua, dan yang tua menyayangi yang muda. Dan merubah anggapan kita, karena mahasiswa baru bukannlah korban baru, tetapi generasi baru yang harus dibina.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun