Tahlilan di Dusun Ciptosari, Desa Brebeg: Tradisi Doa dan Kebersamaan Saat Kematian
Tahlilan merupakan salah satu tradisi yang masih lestari di masyarakat pedesaan, termasuk di Dusun Ciptosari, Desa Brebeg. Saat ada warga yang meninggal dunia, keluarga dan masyarakat sekitar akan mengadakan tahlilan sebagai bentuk doa bersama untuk almarhum serta sebagai wujud solidaritas sosial.
Pelaksanaan Tahlilan di Dusun Ciptosari
Di Dusun Ciptosari, tahlilan umumnya dilakukan selama tujuh hari berturut-turut setelah kematian seseorang. Acara ini melibatkan warga sekitar, keluarga, serta tokoh agama. Berikut adalah tahapan pelaksanaannya:
1. Persiapan Acara
Keluarga almarhum, dibantu oleh tetangga dan sanak saudara, menyiapkan tempat untuk tahlilan, biasanya di rumah duka atau di mushola setempat. Selain itu, mereka juga menyediakan makanan sederhana sebagai bentuk sedekah.
2. Pembukaan dan Pembacaan Doa
Acara dimulai dengan pembukaan oleh seorang pemuka agama atau tokoh masyarakat. Dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, terutama Surat Yasin dan Al-Fatihah, yang ditujukan sebagai doa untuk almarhum.
3. Bacaan Tahlil dan Dzikir
Tahlilan berisi rangkaian bacaan dzikir seperti tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil (kalimat tauhid). Bacaan ini diharapkan menjadi syafaat bagi almarhum dan memperkuat iman bagi peserta yang hadir.
4. Tausiyah dan Doa Bersama