Mohon tunggu...
Derichard H. Putra
Derichard H. Putra Mohon Tunggu... -

catatan kalam enau \r\nwww.kalamenau.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“BBM, Saya Pastikan Naik”

29 Maret 2012   15:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:17 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apakah ini taktik “ampuh” pemerintah mengatasi demo mahasiswa?

Saat menyaksikan berita demo mahasiswa di salah satu stasiun teve, tiba-tiba handphone saya berbunyi, “bro, bs (beasiswa) dah keluar, 4 bln, jg dinaikin, cek rekening ya?”

SMS tersebut dikirim oleh teman saya, yang beberapa waktu lalu mengeluh karena tidak lagi memiliki uang serupiahpun. Sebagai seorang mahasiswa, dia—dan juga saya, beasiswa (Dikti) adalah nyawa kedua kami di (rantau) Pulau Jawa.

Setengah tidak percaya, sayapun membalas SMS tersebut, “aku dah siapkan parang utk penggal kepalamu”

Kemudian dia membalas lagi sms saya, “bener, cek aja?”

Sayapun buru-buru mencari ATM terdekat. Fitur SMS banking yang disediakan oleh pihak bank memang tidak saya gunakan, maklum, ATM saya—yang juga sekaligus berfungsi sebagai kartu mahasiwa, merupakan kali keempatnya diganti. Tiga KTM (Kartu Tanda Mahasiwa) terdahulu, selalu tercecer entah di mana. Sehingga sayapun malas untuk mendaftarkannya lagi. Sedangkan fitur internet bangking, ataupun phoneplus memang tidak pernah saya gunakan.

Setelah sampai di ATM (saya tidak setuju ini merupakan singkatan dari Anjungan Tunai Mandiri), dan memang, apa yang dikatakan teman saya benar adanya. “bro, malam ini saya tidak makan mie lagi”.

Sesampai di kost, sayapun merenung dengan rezeki ‘nomplok’ yang saya terima barusan. Ini sesuatu yang sangat melegahkan. Maklum, beasiswa dari DIKTI yang selalu lancar kami terima setiap tanggal 15 setiap bulan, tiba-tiba tersendat sejak Januari hingga Maret 2011. Dan itu bearti, selama 3 bulan tersebut kami  harus hidup berhemat dengan sisa-sisa beasiswa sebelumnya, dan ngutang sana-sini.

Namun di sisi lain, saya merasa ada sedikit ‘keanehan’ dengan peristiwa ini (saya tidak bermaksud berpikir yang tidak-tidak). Setelah tiga bulan tidak terima beasiswa, tiba-tiba diterima empat bulan sekaligus (Januari-Maret plus bulan April yang akan datang), tidak hanya itu, beasiswa yang kami terima juga mengalami kenaikan dengan selisih Rp 500.000/bulan. Sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pikiran saya langsung tertuju kepada rencana pengurangan subsidi BBM oleh pemerintah. Apalagi, demo mahasiwa yang disertai anarkis, jelas-jelas membuat pemerintah kelimpungan. Saya tidak berpikir, beasiswa yang kami terima (diluar dari kebiasaan ini) merupakan upaya pemerintah untuk meredam ‘sedikit’ aksi teman-teman mahasiswa. Karena memang, sedikitnya ada puluhan ribu mahasiwa yang menerima beasiswa dari Kementrian Pendidikan dan Kebudaayan tersebut.

Tetapi yang jelas, walaupun pemerintah belum memutuskan harga BBM saat ini--dengan melihat kenaikan nominal beasiwa yang kami terima--jelas, harga BBM  pasti naikan per 1 April yang akan datang.

Terlepas dari itu semua, kami mensyukuri 'perhatian' pemerintah. Dan akan dipergunakan untuk keperluan perkuliahan sebaik-baiknya. Karena bagaimanapun, ini adalah uang rakyat yang akan kami pertanggungjawabkan dunia akhirat [29/3/2011].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun