Mohon tunggu...
Deri Derajat
Deri Derajat Mohon Tunggu... -

I am an ordinary man, want to be a special one for humanity and peace.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paradoks: Gayus Vs Uwais

14 Januari 2011   03:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:37 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengamati sepak terjang Gayus teringat saya oleh satu figur yang tidak banyak dikenal orang akan tetapi malaikat di langit menyebut-nyebut sebagai seorang yang mulia.  Figur tersebut adalah Uwais Al Qorni seorang yang hidup di zaman rasulullah SAW, menurut beberapa ulama ia tidak bisa disebut sebagai seorang sahabat nabi karena ia  tidak pernah berjumpa dengan rasulullah SAW.

Uwais adalah seorang biasa yang hidup pas-pasan, tetapi bakti kepada ibunya yang menyebabkan rasulullah SAW menitipkan salamnya kepadanya melalui Umar r.a.  Dikisahkan karena menjaga ibunya yang sudah tua dan sebatang kara ia tidak dapat berjumpa dengan pujaan hatinya nabi Muhammad SAW di Madinah sedangkan ia dan ibunya tinggal di Yaman.

_

Karena keinginannya begitu kuat suatu saat ibunya merelakan anak tercintanya tersebut pergi ke Madinah untuk menemui rasulullah SAW dan berpesan begitu bertemu agar segera kembali ke Yaman.  Tapi niat yang keras tidak tercapai karena saat Uwais tiba di Madinah rasulullah sedang tidak berada di tempat dengan batas waktu yang tidak dapat ditentukan, maka pulanglah Uwais kembali ke Yaman dengan hanya menitipkan salam kepada rasulullah SAW melalui isterinya Aisyah r.a.

Berikut adalah paradoks Gayus vs Uwais :

1.  Populer di Dunia vs Populer di Akhirat

Gayus sangat populer di dunia, bahkan kasusnya melebihi kasus-kasus hukum yang lainnya karena ulahnya yang licin.  Uwais tidak populer di dunia bahkan tetangga sekampungnya hanya menganggap ia adalah seorang yang biasa. Akan tetapi Uwais populer di akhirat, malaikat menyelenggarakan jenazahnya (orang sekampungnya heran begitu banyak orang asing yang ikut membantu mengurus jenazah Uwais) dan menyebut-nyebut sebagai orang yang mulia.  Bahkan khalifah Umar r.a. diperintahkan rasulullah untuk meminta do`a dan istighfar kepada Uwais bila bertemu suatu saat (diriwayatkan Umar bertemu dengan Uwais setelah rasulullah SAW wafat).

2.  Melupakan Orang Tua vs Berbakti pada Orang Tua

Gayus menurut pemberitaan melupakan orang tuannya, sedangkan Uwais begitu sabar dan telaten mengurus ibunya yang tua renta sehingga niatnya untuk bertemu dan berjuang bersama rasulullah tidak terpenuhi.

3.  Cinta Dunia vs Zuhud

Gayus seorang yang cinta dunia, saking cintanya pada dunia ia tidak memperdulikan asal muasal hartanya.  Uwais adalah seorang yang zuhud, ia tidak perlu dengan kemewahan dunia dan kepopuleran.  Bahkan dikisahkan ketika ia telah dikenal sebagai orang yang "luar biasa" oleh orang kampungnya karena orang sekaliber khalifah Umar sampai meminta do`anya, ia memilih untuk pergi dari kampungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun