Saat ia tiba di mulut gang, ia menatap ke genteng, tiada bayangan bercadar di atas genteng. Itu sudah membuktikan satu hal, hantu itu hapal kebiasaannya. Ia langsung ke berjalan ke pintu, membuka pintu tanpa suara, mengunci kembali tanpa suara. Ia masuk tanpa suara. Ia memeriksa seluruh rumah tanpa suara. Ditemukan seutas tali, bukan tali, kawat halus, mirip senar gitar, di samping kiri dinding terikat ke atas genteng, Aldi berusaha menarik tali itu namun tak mau lepas. Dibiarkan tali itu menggantung seperti semula. Kecurigaannya kian menumpuk. Di dinding kamarnya bagian luar ditemukan sebuah lubang kecil, sangat kecil, Â hanya sebesar lubang ujung pena jika dilihat dari dalam, tapi jika dilihat dari luar, mirip corong kecil. Lubang itu disumbat dengan kertas sewarna dengan dinding. Â Ketika ia mengarahkan matanya ke lubang itu, terlihat matanya mengarah tepat ke tempat ia biasanya duduk mengedit naskah di malam hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H