Pagi ini ia terbangun jam 5.45. Ia segera menelpon ke rumah sakit. Rumah sakit mengatakan kondisi Aldi lumayan parah, terlalu lama baru ditangani, darah yang keluar cukup banyak. Sampai pagi masih koma. Widia mengucapkan terima kasih.
" Sialan ! Kenapa kecelakaan sih ! Padahal dia sudah berjanji akan bertahan ! Sudah 4 bulan ! Tinggal 8 bulan lagi aku bakal mendapat sebuah apartement ! Sial, dasar Aldi sialan !" umpat Widia berkepanjangan, sambil bangun ia mengumpat, sambil gosok gigi juga mengumpat, sambil menyabuni tubuhnya juga mengumpat, sambil berpakaian juga mengumpat, sambil sarapan juga mengumpat. Ia ogah menjenguk Aldi !
Widia tiba di kantor jam 8.15. Jam 8.20 hapenya berbunyi. Dari Penjual RSGB. Ia tak sempat mematikan hapenya.
" Hallo."
"Aldi kecelakaan. Kudengar kali ini parah," suara pria itu datar tanpa emosi. Widia kini percaya pria itu punya mata-mata di sekitar gang Bahagia. Kalau tidak, darimana bocornya berita kecelakaan Aldi?
" Kecelakaan itu terjadi di mulut gang, kasus tabrak lari tak berhubungan dengan penjualan rumahmu, pak. "
" Ada. "
Widia tercengang. Ia menilai Penjual RSGB terlalu mengada-ada. Belum sempat ia berpikir, orang itu menambahkan.
" Dia didorong hantu hingga tertabrak. Penghuni rumahku yang mendorongnya. Coba jenguk dia, aku sudah menyuruh pihak rumah sakit mengisi darahnya hingga full tank. Saat dia sadar, ajak dia bicara. Posisikan dirimu sebagai pacarnya. Sudah empat bulan dia bertahan. Asal kamu berlagak jadi pacarnya, 8 bulan lagi pasti terlewati." Ucap Penjual RSGB pede.
" Ini ramalan ? " tanya Widia.
" Aku pernah muncul di hadapan Aldi, aku melihat tekadnya yang seteguh karang. Aku punya keyakinan dia dan rumah itu mempunyai keterikatan yang serius. Aku jamin firasatku benar."
Widia terdiam. Penjual RSGB terlalu memaksanya. Namun bayangan uang 400 juta bermain di benaknya, menari-nari untuk menarik perhatiannya.
" Oke, aku akan menjenguknya."
" Dia suka potato chip, jangan bawa anggur. Bawakan bacaan. Kalau sudah sadar bujuk dia bertahan, tekan dengan cara yang sama seperti dulu. Â "
" Baik, pak. " Widia menutup panggilan. Ia mengambil berkas berisi catatan Penjual RSGB, nama penjual itu Jonni Tanujaya, tapi sertifikat tanah itu bukan atas nama Jonni Tanujaya.
Jam 11.30 Widia tiba di rumah sakit. Ia bertanya dimana pasien bernama Aldi Nofian dirawat. Seorang perawat mengantarnya ke kamar 12 C. Saat mereka ingin masuk, seseorang keluar dari kamar 12 C, bukan perawat, melainkan seseorang yang berpakaian terlalu kuno untuk ukuran mode pakaian tahun 2012, lebih aneh lagi orang itu memakai kerudung yang diikat layaknya wanita gurun.
" Pasien belum sadar, tapi kondisinya stabil." Perawat memberitahu saat membuka pintu.
" Oke, Sus. Makasih." ucap Widia. Perawat pergi. Widia mendekati ranjang. Dilihatnya kepala Aldi diperban. Ia tersenyum. Semoga kamu geger otak,Â
Al. Kalau kamu geger otak, kamu betah tinggal di rumah itu hingga 8 bulan ke depan, gratis, bebas dari gangguan karena hantu pasti kewalahan melihat kamu duduk terbengong sepanjang hari kayak patung. Hahahah... aku dapat 400 juta, kamu dapat geger otak. Adil, bukan ?
Diambilnya tangan Aldi, sekedar memastikan masih ada denyut nadi. Saat  itulah pintu terbuka. Wajah Jean nongol di pintu, kaget melihat ada orang dikamar yang akan dikunjungi.
" Kamu ?!"
" Wah, kepala kantor datang menjenguk karyawannya. Ternyata kamu bos yang baik juga, " sindir Widia.